Senin, 30 Mei 2011

1Juni - Kis 17:15.22-18:1; Yoh 16:12-15

"Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran"

(Kis 17:15.22-18:1; Yoh 16:12-15)

" Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya.  Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.  Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku.  Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku." (Yoh 16:12-15), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St Yustinus hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Hari ini hari terakhir menjelang Hari Raya Kenaikan serta memasuki Novena Roh Kudus dalam rangka mempersiapkan diri Pesta Pentekosta. Sebelum naik ke sorga Yesus menjanjikan akan mengutus Roh Kudus yang "akan memimpin kamu ke dalam sekuruh kebenaran: sebab Ia  tidak akan berkata-kata dari diriNya senidri, tetapi segala sesuatu yang didengarNya itulah yang akan dikatakanNya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang". Untuk itu dari pihak kita diharapkan sungguh membuka diri: hati, jiwa, akal budi dan tubuh terhadap bisikan atau bimbingan Roh Kudus, yang dijanjikan kepada kita. Maka dengan ini kami mengajak kita semua untuk tidak menutup diri, melainkan membuka diri sepenuhnya. Hemat saya agar kita sungguh terbuka pada Roh Kudus kita harus terbuka terhadap saudara-saudari kita yang setiap hari hidup dan bekerja bersama kita; untuk itu kita harus jujur serta tidak menyembunyikan apapun bagi saudara-saudari kita, dan tentu saja kita juga menerima keterbukaan orang lain, maka kami berharap apa yang kita terima dari orang lain sungguh  kita manfaatkan untuk hal-hal baik alias berbuat baik. Kami berharap antar anggota keluarga atau komunitas dapat menjadi teladan dalam hal keterbukaan ini. Di dalam keluarga suami-isteri hendaknya dapat menjadi teladan keterbukaan pada anak-anaknya: terbuka dalam hal keuangan, bepergian, perasaan, pikiran, harapan, cita-cita, keprihatinan dst… sebagaimana (maaf kalau  sedikit porno) antar suami-isteri terbuka sepenuhnya secara phisik ketika sedang memadu kasih, berhubungan seksual. Di sekolah-sekolah kami berharap para guru dapat menjadi teladan keterbukaan dan kejujuran bagi para peserta didik. Marilah kita masuki Novena Roh Kudus yang akan dataang dengan sikap terbuka dan jujur.

·   "Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada, seperti yang telah juga dikatakan oleh pujangga-pujanggamu: Sebab kita ini dari keturunan Allah juga.  Karena kita berasal dari keturunan Allah, kita tidak boleh berpikir, bahwa keadaan ilahi sama seperti emas atau perak atau batu, ciptaan kesenian dan keahlian manusia." (Kis 17:28-29), demikian kutipan kotbah Paulus. Apa yang dikatakan oleh Paulus ini kiranya dapat menjadi pegangan atau contoh bagi para pengkotbah, entah awam atau imam, seraya meneladan St.Yustinus yang kita kenangkan hari ini. Marilah sebagai umat Allah kita sadari dan hayati bahwa kita dapat hidup bahagia, damai sejahtera dan selamat jika kita "hidup dan bergerak di dalam Dia"  alias tidak mengikuti selera atau keinginan pribadi, seenaknya sendiri. Maka meneruskan perihal keterbukaan di atas, kami mengajak kita semua marilah kita membuka diri terhadap aneka tata tertib yang terkait dengan hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita, yang berfungsi menuntun dan membimbing cara hidup dan cara bertindak kita menuju ke kebahagiaan atau keselamatan sejati. Meskipun sendirian di suatu tempat kami berharap kita tetap setia pada tata tertib yang ada, demikian juga ketika berada di kamar sendirian kami berharap kita tetap setia pada panggilan maupun jati diri kita masing-masing, artinya tidak melakukan yang aneh-aneh yang dapat membahayakan keselamatan jiwa kita. Ingatlah dan hayati bahwa Allah senantiasa melihat dan menyertai kita melalui malaikat-malaikatNya, malaikat pelindung kita masing-masing, dengan kata lain apapun yang kita lakukan diketahui oleh Allah. Hendaknya aneka macam harta benda yang kita miliki atau kuasai dan nikmati difungsikan agar kita semakin beriman, mempersembahkan diri seutuhnya kepada Allah.

"Halleluya! Pujilah Tuhan di sorga, pujilah Dia di tempat tinggi! Pujilah Dia hai segala malaikatNya, pujilah Dia, hai segala bintang terang" (Mzm 148:1-2)

Ign 1 Juni 2011


31 Mei - Rm 12:9-16b; Luk 1:39-56

"Diberkatilah engkau  di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu"

(Rm 12:9-16b; Luk 1:39-56)

" Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda.  Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet.  Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabetpun penuh dengan Roh Kudus,  lalu berseru dengan suara nyaring: "Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu.  Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?  Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan.  Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana."  Lalu kata Maria: "Jiwaku memuliakan Tuhan,  dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku,  sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia,  karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus. Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia.  Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah;  Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa;  Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya."  Dan Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya." (Luk 1:39-56), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta SP Maria Mengunjungi Elisabeth hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Bunda Maria sungguh teladan umat beriman yang unggul, lebih-lebih dalam partisipasi untuk mewartakan Kabar Gembira, kedatangan Penyelamat Dunia. Begitu ia menerima penampakan dari malaikat bahwa ia akan mengandung Penyelamat Dunia karena  Roh Kudus serta berita bahwa saudarinya Elisabeth yang sudah lansia sedang mengandung anaknya yang pertama, ia segera mengunjungi Elisabeth, saudarinya tersebut. Entah ia juga akan memberitahukan bahwa dirinya akan mengandung Penyelamat Dunia karena Roh Kudus atau mau ikut bergembira bersama Elisabeth bagi saya tidak tahu, namun kiranya Bunda Maria ingin ikut bergembira bersama Elisabeth. Pada masa kini gereja, yang dibangun di tanah dimana Elisabeth dahulu diimani tinggal telah menjadi tempat yang didatangi oleh para peziarah, dan secara khusus para isteri yang belum dianugerahi anak mohon rahmat Allah melalui Elisabeth agar segera dianugerahi anak. Yang juga menarik bagi saya dalam bacaan di atas ialah bahwa dua perempuan yang penuh dengan Roh Kudus bertemu saling memuji dengan rendah hati. Maka dengan ini kami berharap  kepada rekan-rekan perempuan untuk dapat menjadi teladan dalam saling memuji dengan rendah hati di dalam kehidupan bersama dimanapun dan kapanpun. Kami juga mengajak kita semua untuk meneladan Bunda Maria yang cepat tanggap untuk ikut bergembira dengan saudaranya yang sedang bergembira, dan mungkin hal ini antara lain dapat kita lakukan dengan memberi salam atau ucapan proficiat kepada saudara-saudari kita yang sedang berbahagia, misalnya pada hari ulang tahun, kelahiran anak, sukses dalam kerja atau belajar, dst..

·   "Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, menangislah bersama dengan orang yang sedang menangis! Hendaklah kamu sehati dan sepikir dalam hidupmu bersama, janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana" (Rm 12:15-16a), demikian peringatan Paulus kepada umat di Roma, kepada kita semua. Marilah peringatan atau ajakan ini kita hayati dalam hidup kita sehari-hari dimanapun dan kapanpun. Kita diajak atau diingatkan untuk hidup dalam persaudaraan sejati serta memperhatikan perkara-perkara sederhana dalam hidup kita. Kiranya kita semua tahu bahwa apa yang kita butuhkan dalam hidup sehari-hari adalah hal-hal yang sederhana seperti makan, minum, tidur, istirahat, berjalan, dst.. alias untuk kebutuhan hidup pribadi kita tidak butuh hal-hal yang istimewa atau luar biasa. Peringatan Paulus ini mengajak kita semua untuk hidup dalam persaudaraan sejati, yang dijiwai oleh kesederhanaan, sederhana dalam berkata-kata, bertindak, sederhana dalam hal makan dan minum, yang penting sehat dan bergizi, sederhana dalam cara hidup, dst..  Hemat saya ketika kita semua dapat dan berani hidup dengan sederhana maka persaudaraan sejati akan dengan mudah untuk diusahakan dan dihayati, karena dengan demikian perbedaan antar kita cukup tipis, terutama dalam hal kepemilikan atau penguasaan harta benda, yang sering dengan mudah menimbulkan jarak jauh antar kita.

"Sungguh Allah itu keselamatanku, aku percaya dengan tidak gemetar, sebab Tuhan Allah itu kekuatanku dan masmurku. Ia telah menjadi keselamatanku. Maka kamu akan menimba air dengan kegirangan  dari mata air keselamatan" (Yes 12:2-3)

Ign 31 Mei 2011


Minggu, 29 Mei 2011

30 Mei - Kis 16:11-15; Yoh 15:26-16:4a

"Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa akan bersaksi tentang Aku"

(Kis 16:11-15; Yoh 15:26-16:4a)

" Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku.  Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku.". "Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku.  Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah.  Mereka akan berbuat demikian, karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku.  Tetapi semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya apabila datang saatnya kamu ingat, bahwa Aku telah mengatakannya kepadamu"' (Yoh 15:26-16:4a), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Roh Kebenaran berarti Roh yang bertugas untuk membenarkan atau meneguhkan. Roh Kudus akan membenarkan atau meneguhkan bahwa Yesus adalah saksi karya penyelamatan artinya yang datang ke dunia untuk menyelamatkan dunia seisinya. Maka kita semua yang percaya kepadaNya juga dipanggil untuk melakukan yang sama, yaitu kemanapun pergi atau dimanapun berada harus menjadi saksi iman, yang senantiasa berusaha menyelamatkan dunia seisinya. Menghayati panggilan ini kita pasti akan menghadapi aneka tantangan, hambatan dan masalah atau bahkan pengucilab, karena cukup banyak orang yang berpengaruh di dalam kehidupan bersama bertindak menghancurkan lingkungan hidup di dunia ini, antara lain dengan serakah mengambil hasil bumi seperti membabati hutan seenaknya, menguras minyak bumi, perusakan hutan demi tambang batu bara, pembangunan gedung yang merajalela dst..yang semuanya ini menambah 'pemanasan global' yang mengancam kehidupan di dunia ini. Namun sebagai saksi iman meskipun harus menghadapi aneka tantangan, masalah dan hambatan, hendaknya tidak putus asa atau menyerah, karena Roh Kudus akan mendukung dan menguatkan kita sehingga kita akan mampu menghadapi semuanya itu. Menjadi saksi iman akan Yesus Kristus memang antara lain kita harus siap sedia dan rela untuk 'disalibkan', artinya berjuang dan berkorban demi keselamatan jiwa umat manusia. Maka baiklah ketika menghadapi tantangan, masalah dan hambatan kita kenangkan aneka pesan atau sabda Yesus yang pernah kita dengarkan, renungkan dan hayati. Kita harus siap sedia menghayati panggilan kenabian kita, yang memang pada umumnya bernasib untuk dibenci dan dikucilkan oleh mereka yang bersikap mental materialistis atau duniawi

·   "Jika kamu berpendapat bahwa aku sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan, marilah menumpang di rumahku", (Kis 16:15), demikian kata seorang perempuan bernama Lidia kepada Paulus, rasul agung. Di antara sekian banyak orang yang membenci dan mengucilkan pasti masih ada yang siap sedia mendengarkan dan menerima itulah yang terjadi. Dengan kata lain di tengah-tengah kejahatan pasti ada kebaikan, di antara kelemahan pasti ada kekuatan, diantara aneka ancaman pasti ada peluang dan kesempatan. Marilah kebenaran ini kita imani dan hayati, artinya di dalam dan bersama Roh marilah kita lihat aneka kebaikan, kekuatan, peluang dan kesempatan untuk bersaksi tentang iman kita kepada Yesus Kristus, pasti akan kita temukan orang-orang seperti Lidia, yang membuka diri terhadap kesaksian kita atau bahkan mereka mengundang kita untuk menumpang dirumahnya untuk beberapa saat. Apa yang terjadi dalam diri Lidia ini kiranya juga menjadi nyata dalam kehidupan iman atau beragama bersama pada masa kini, yaitu pada umumnya rekan-rekan perempuan lebih berpartisipasi dalam aneka kegiatan dan usaha umat Allah daripada rekan-rekan laki-laki. Sebagai contoh dalam doa bersama di lingkungan atau stasi-stasi pada umumnya lebih banyak dihadiri oleh rekan-rekan perempuan. Mungkin ini juga menjadi penjelasan bahwa rekan-rekan perempuan pada umumnya lebih menerima daripada member.  Maaf kalau sedikit porno: bukankah dalam hubungan seksual antara suami-isteri, laki-laki dan perempuan pihak suami atau laki-laki memasukkan alat kelaminnya ke dalam alat kelamin perempuan, seraya 'memberi sperma' kepada perempuan, dan sang perempuan pun menerimanya dengan senang hati, gembira, ceria dan kesiap-siagaan tinggi. Terima kasih kepada rekan-rekan perempuan yang dalam kenyataan hidup bersama begitu rela berkorban untuk menerima aneka perlakuan, tugas dan sentuhan atau ajakan.

"Nyanyikanlah bagi Tuhan dengan nyanyian baru! Pujilah Dia dalam jemaat orang-orang saleh! Biarlah mereka memuji-muji NamaNya dengan tari-tarian, biarlah mereka bermazmur kepadaNya dengan rebana dan kecapi. Sebab Tuhan berkenan kepada umatNya, Ia memahkotai orang-orang yang rendah hati dengan keselamatan"

(Mzm 149:1.3-4).

Ign 30 Mei 2011


Jumat, 27 Mei 2011

Mg Paskah VI - Kis 8:5-8.14-17; 1Ptr 3:15-18; Yoh 15:14-21

"Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya."

Mg Paskah VI: Kis 8:5-8.14-17; 1Ptr 3:15-18; Yoh 15:14-21


Pesuruh atau hamba yang baik senantiasa mengerjakan apapun yang diminta atau diperintahkan oleh tuannya, dan memang tugas utama seorang hamba adalah partisipasi dalam tugas dan tanggungjawab tuannya. Pada umumnya seorang hamba juga hanya mampu atau terbatas mengerjakan tugas-tugas tertentu sesuai dengan keterampilan dan fungsinya, dan diharapkan ia berfungsi secara prima sehingga membahagiakan tuannya. Sebagai umat beriman atau beragama kita adalah hamba-hamba Tuhan, maka diharapkan kita hidup dan bertindak sesuai dengan perintah atau kehendak Tuhan, serta tidak mengikuti keinginan atau selera pribadi melainkan berani meninggalkan nafsu dan keinginan pribadi. Maka marilah kita mawas diri perihal panggilan kita sebagai hamba-hamba Tuhan.

"Kamu adalah sahabatKu, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut lagi kamu hamba, sebab hamba tidak tahu apa yang diperbuat tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, sebab Aku telah memberitahukan kepadamu segala seuatu yang telah kudengar dari BapaKu" (Yoh 15:14-15)  

Sebagai hamba-hamba Tuhan kita juga menjadi sahabat-sahabat Yesus, Hamba Tuhan sejati, yang datang untuk melayani bukan dilayani. Ia telah mendengarkan dan melaksanakan semua perintah Yang mengutusNya serta memberitahukan segala sesuatu yang didengarkanNya dari Yang mengutusNya.  Maka sebagai sahabat-sahabat Yesus, yang ambil bagian dalam ke Hamba-anNya, kita diharapkan sungguh mengenalNya serta kemudian meneladan cara hidup dan cara bertindakNya. Untuk itu marilah kita terus menerus berusaha dengan keras dan rendah hati mengenal Yesus, antara lain dengan membaca dan merenungkan apa yang tertulis di dalam Kitab Suci.

Apa yang tertulis di dalam Kitab Suci dapat kita sikapi sebagai sejarah yang sungguh bermakna, maka baiklah sungguh kita baca dan dengarkan. Ingat dan hayati bahwa apa yang tertulis di dalam Kitab Suci ditulis dalam ilham Allah, dan  "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang berguna untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran" (2Tim 3:16). Kita dididik dan dibina oleh Sabda Tuhan agar semakin beriman dan mempersmbahkan diri seutuhnya kepada Tuhan,  dan dengan demikian layak disebut sebagai 'sahabat-sahabat Yesus'. Jika kita sungguh menjadi sahabat Yesus maka kita juga akan hidup dan bertindak dengan rendah hati meneladan kerendahan hatiNya.

Rendah hati adalah sikap dan tindakan yang tidak pernah menonjolknn diri meskipun dirinya terbaik dan senantiasa mentaati atau melaksanakan sepenuhnya aneka janji dan tata tertib yang terkait dengan hidup,  panggilan dan tugas pengutusannya. Maka marilah kita taati dan laksanakan sepenuhnya aneka tata tertib sekecil dan sesederhana apapun, karena jika kita mampu dan terbiasa mentaati atau melaksanakan tata tertib yang kecil dan sederhana akan lebih mudah mentaati dan melaksanakan aneka tata tertib yang sulit dan berbelit-belit. Dalam kehidupan dan tugas pekerjaan kita sehari-hari kiranya kita menghadapi aneka tata tertib sederhana, seperti aturan lalu lintas, aturan pakai aneka kemasan obat atau makanan atau sarana-prasarana, dst.. Secara khusus kami mengingatkan pentingnya mentaati tata tertib lalu lintas dan aturan pakai aneka sarana-prasana. Cara kita berlalu lintas atau hidup di jalanan hemat saya  merupakan cermin  kualitas hidup masyarakat atau bangsa, maka hendaknya tertib berlalu lintas sungguh menjadi kebiasaan cara hidup dan cara bertindak kita. Tak kalah penting adalah mentaati aneka aturan pakai sarana-prasarana yang kita gunakan dalam hidup dan tugas pekerjaan kita sehari-hari.

Semakin sempurna atau tuntas mentaati dan melaksanakan aneka janji dan tata tertib kiranya juga berarti semakin suci dan benar, semakin beriman alias menjadi sahabat-sahabat Tuhan, dan siapapun yang melihat atau bersama dengan kita juga semakin tergerak untuk menjadi sahabat-sahabat Tuhan. Marilah kita hayati semangat hamba atau pelayan yang baik, antara lain senantiasa ceria, gembira, dinamis, tidak pernah marah, bekerja keras, cekatan, tanggap terhadap aneka perintah dan permintaan, sederhana, pasrah, dst.. Untuk itu kiranya kita dapat bercermin pada para hamba atau pelayan rumah tangga atau kantor/tempat kerja yang baik. Ingat dan sadari juga bahwa orang utama dalam paguyuban umat Allah seperti Paus dan para Uskup senantiasa berusaha untuk menjadi 'hamba-hamba yang baik dengan melayani umat Allah dalam kesederhanaan dan kerendahan hati', maka selayknya kita sebagai umat Allah saling mendukung dan membantu dalam penghayatan kehambaan atau pelayanan. Maka selanjutnya marilah kita renungkan nasihat atau peringatan Petrus di bawah ini.

"Lebih baik menderita karena berbuat baik, jika itu dikehendaki Allah, dari pada menderita karena berbuat jahat" (1Ptr 3:17)

Tumbuh berkembang menjadi lebih baik memang tak akan terpisahkan dari aneka tantangan, hambatan serta masalah, maka hayatilah aneka  tantangan, hambatan serta masalah tersebut sebagai wahana atau jalan untuk tumbuh berkembang lebih baik. Lihat dan cermati perlakuan para petani terhadap biji yang sedang tumbuh atau kecambah: biji yang sedang tumbuh atau kecambah ditutupi dengan sampah atau jerami agar batang kecambah semakin cepat tinggi atau panjang, itulah jati diri hidup sejati, yaitu semakin dihambat semakin bergairah untuk melihat dan menikmati Hidup Sejati, yaitu Allah yang menganugerahi hidup. Tantangan, hambatan serta masalah membangkitkan kreativitas, gairah  dan tenaga untuk bertemu dengan Hidup Sejati, Allah sumber kehidupan, keselamatan dan kebahagiaan sejati.

Marilah kita hayati salah satu motto Bp Andrie Wongso, promotor Indonesia, yaitu "Besi batangan kalau digosok terus menerus pasti akan menjadi sebatang jarum tajam, maka milikilah keteguhan hati dalam menghadapi aneka tantangan dan hambatan kehidupan". Anda kiranya dapat membayang berapa waktu lamanya menggosok besi batangan sehingga menjadi sebatang jarum yang tajam, tentu membutuhkan waktu dan tenaga luar biasa, waktu panjang dan kerja keras terus menerus. Dengan kata lain melalui proses panjang yang harus diikuti dengan tekun, cermat dan tepat. 

Terlibat atau berpartisipasi dalam suatu proses kehidupan memang butuh kesabaran, kerendahan hati serta matiraga. Untuk itu kiranya rekan-rekan ibu yang sedang atau pernah mengandung anaknya dapat mensharingkan pengalaman hidupnya selama mengandung. Bukankah selama mengandung seorang perempuan tak mungkin hidup seenaknya atau mengikuti selera pribadi dengan harapan atau dambaan agar anak yang sedang dikandungnya pada suatu saat lahir dengan selamat serta sehat?  Marilah kita hayati panggilan dan tugas pekerjaan kita masing-masing bagaikan seorang ibu yang sedang mengandung anaknya, sehingga kita menghasilkan buah panggilan yang baik atau hasil kerja yang membahagiakan dan menyelamatkan, tentu saja terutama keselamatan atau kebahagiaan jiwa manusia.

Kepada para penjahat, yang kiranya senantiasa  berada di dalam penderitaan, kami ajak untuk bertobat atau memperbaharui diri. Marilah kita hayati bahwa kita juga sering berbuat jahat. Tanda penderitaan sebagai buah kejahatan adalah kita semakin menderita, stress dan terancam terus menerus, sedangkan penderitaan yang lahir karena berbuat baik membuat kita semakin bergembira dan bergairah, semakin damai, tenteram dan sejahtera lahir dan batin, jasmani maupun rohani.

"Bernyanyilah bagi Allah, masmurkanlah NamaNya, buatlah jalan bagi Dia yang berkendaraan melintasi awan-awan. NamaNya ialah Tuhan, beria-rialah dihadapanNya! Bapa bagi para piatu dan Pelindung bagi para janda, itulah Allah kediamanNya yang kudus" (Mzm 68:4-5)

Ign 29 Mei 2011

 

 

 


28 Mei - Kis 16:1-10; Yoh 15:18-21

"Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya."
(Kis 16:1-10; Yoh 15:18-21)

"Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu.

Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu. Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu.Tetapi semuanya itu akan mereka lakukan terhadap kamu karena nama-Ku, sebab mereka tidak mengenal Dia, yang telah mengutus Aku" (Yoh  15:18-21), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
•    Setia sebagai orang beriman khususnya beriman kepada Yesus Kristus pasti tak akan terlepas dari aneka macam tantangan, hambatan serta masalah, mengingat dan memperhatikan masih maraknya kemerosotan moral hampir di semua bidang kehidupan bersama pada masa kini. Maka benarlah sabda Yesus "Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu". Hendaknya ketika menghadapi tantangan, hambatan atau masalah tidak takut dan tidak gentar serta kemudian mundur atau menyingkir, melaikan hadapi dengan rendah hati dan bantuan rahmat Tuhan, karena tantangan, hambatan atau masalah tersebut merupakan jalan bagi kita untuk mendewasakan iman dan kepribadian kita. Orang-orang yang bersikap mental materialistis atau duniawi pada umumnya pasti akan membenci orang beriman, orang baik dan berbudi pekerti luhur. Sebagai orang Kristen atau Katolik, murid-murid Yesus Kristus, di Indonesia ini kita sering menghadapi kesulitan dan tantangan untuk mendirikan rumah ibadat maupun beribadat, entah karena alasan apa mereka melarang atau mempersulit pendirian rumah ibadat maupun beribadat. Sementara itu mendirikan ruko atau losmen/hotel begitu mudah alias tak ada yang mempersulit atau menghambat, padahal jika diperhatikan cukup banyak ruko atau tempat penginapan seperti losmen dan hotel akhirnya menjadi tempat pelacuran atau maksiat yang berkedok dengan nama panti pijat atau pijat kebugaran, dst.. Memang menjadi murid atau pengikut Yesus Kristus harus siap sedia untuk menderita secara phisik dan social. Baiklah ketika kita sulit atau dilarang untuk mendirikan rumah ibadat maupun beribadat, kita jadikan kesempatan tersebut untuk berdoa secara pribadi di rumah kita masing-masing. Tidak ada batasan atau ketentuan khusus perihal tempat dan waktu bagi kita untuk beribadat, kapanpun dan dimanapun kita dapat dan boleh beribadat.

•    "Setelah Paulus melihat penglihatan itu, segeralah kami mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia, karena dari penglihatan itu kami menarik kesimpulan, bahwa Allah telah memanggil kami untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sana." (Kis 16:10). Dalam peta dapat dilihat bahwa Makedonia berada di benua Eropa, sedangkan Troas berada di benua Asia, dengan kata lain ke Makedonia berarti harus menyeberang laut dan memasuki benua baru alias menjalankan tugas pioneer sebagai rasul atau yang diutus. Kami berharap kepada kita semua yang beriman kepada Yesus Kristus untuk membuka mata dan telinga hati guna melihat dan mendengarkan `penglihatan Allah' yang memanggil kita untuk melakukan pembaharuan atau melaksanakan tugas missioner. Dengan kata lain marilah keluar dari diri sendiri untuk membantu orang lain yang membutuhkan bantuan penyelamatan jiwa mereka; marilah kita wartakan kabar baik atau karya penyelamatan kepada mereka yang belum mengenalnya. Marilah kita belajar pada dan meneladan para misionaris yang dengan jiwa besar dan hati rela berkorban meninggal tanah kelahirannya untuk mewartakan kabar baik. Marilah kita perdalam dan kembangkan sikap social atau kepedulian kita kepada orang lain, terutama kepada mereka yang miskin dan berkekurangan dalam berbagai hal kebutuhan hidup layak sebagai ciptaan Allah. Kita kembangkan dan perdalam sikap berkorban bagi orang lain tanpa pandang bulu/SARA. Marilah kita sadari dan hayati bahwa masing-masing dari kita dapat tumbuh dan berkembang sebagaimana adanya saat ini karena uluran kemurahan dan kasih Allah melalui sekian banyak orang yang telah mengasihi dan memperhatikan kita, dan kemudian kita wujudkan syukur dan terima kasih kita dengan berkorban bagi orang lain atau saudara-saudari kita. Marilah dengan jiwa besar dan hati rela berkorban kita siap sedia untuk `disalibkan' demi keselamatan dan kebahagian seluruh umat manusia.

"Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi! Beribadahlah kepada TUHAN dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai! Ketahuilah, bahwa TUHANlah Allah; Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita, umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.  Sebab TUHAN itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun."
(Mzm 100:1-2.3.5)


Ign 28 Mei 2011

27 Mei - Kis 15:22-31; Yoh 15:12-17

"Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya."

(Kis 15:22-31; Yoh 15:12-17)

" Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain." (Yoh 15:12-17), demikianpan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Allah telah mengasihi kita luar biasa, yaitu menganugerahkan Yesus Kristus kepada kita demi keselamatan atau kebahagiaan kita semua umat manusia. Dia sendiri juga mengasihi kita dengan mempersembahkan diri secara total dengan wafat di kayu salib. Kita yang beriman kepadaNya dipanggil untuk hidup saling mengasihi dengan meneladan kasihNya dengan 'memberikan nyawa untuk sahabat-sahabat atau saudara-saudari kita'. Nyawa adalah semangat, cita-cita, harapan, dambaan, gairah hidup kita dst.., maka memberikan nyawa berarti mempersembahkan semuanya itu kepada saudara-saudari kita. Berbicara perihal kasih secara total kiranya juga tak dapat dilupakan kasih antar suami-isteri yang telah saling mengasihi secara total dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap tubuh/kekuatan, yang antara lain memuncak dalam hubungan seksual yang membuahkan kehidupan baru, seorang anak manusia yang membahagiakan. Maka kami berharap sekali lagi kepada para suami-isteri atau bapak-ibu/orangtua untuk dapat menjadi teladan bagi anak-anaknya dalam menghayati sabda Yesus agar kita saling mengasihi. Kami percaya ketika anak-anak di dalam keluarga menikmati kasih yang besar dari orangtua maka ketika mereka tumbuh berkembang menjadi dewasa mereka akan hidup saling mengasihi dimanapun dan kapanpun, Untuk itu kami berharap kepada para orangtua atau bapak-ibu tidak mensia-siakan masa balita anak-anak untuk menikmati kasih dari bapak-ibunya. Hendaknya orangtua sungguh boros waktu dan tenaga bagi anak-anak pada usia balita. Kita semua dipanggil kemanapun pergi dan dimanapun berada untuk senantiasa hidup saling mengasihi sehingga kebersamaan hidup kita menghasilkan buah-buah kasih yang menyelamatkan dan membahagiakan, terutama kebahagiaan atau keselamatan jiwa.

·   " Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang perlu ini: kamu harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari percabulan. Jikalau kamu memelihara diri dari hal-hal ini, kamu berbuat baik"(Kis 15:28-29), demikian kutipan hasil sidang para penatua atau pemuka Umat Allah. Kutipan di atas ini kiranya baik untuk jadi bahan permenungan atau refleksi bagi para pemimpin jemaat pada masa kini, misalnya para pastor paroki beserta para pembantuanya seperti anggota dewan paroki, ketua wilayah/lingkungan dst.. Kami berharap kepada segenap pemuka Umat Allah yang berpengaruh dalam kehidupan bersama untuk tidak menanggungkan beban yang tidak perlu kepada segenap Umat Allah. Dengan kata lain para pemuka Umat Allah hendaknya sungguh dapat menjadi fasilitator dalam kehidupan bersama Umat Allah, tidak menjadi batu sandungan dalam penghayatan hidup beriman. Ada bentuk konkret yang hendaknya dihayati dalam hal makanan dan minuman, yaitu tidak mengkonsumsi makanan dan minuman yang dapat merusakkan tubuh, yang pada giliran berikutnya juga merusak jiwa dan akal budi serta hati, misalnya minuman keras, narkoba, dst.. Memang pada masa kini ada bentuk berhala baru berupa makanan dan minuman, dimana orang merasa tak dapat hidup tanpa makanan atau minuman kesukaannya yang menghancurkan tubuh seperti minuman keras dan narkoba. Komsumsilah makanan dan minuman yang menyehatkan dan menyegarkan tubuh, yang pada gilirannya juga menyehatkan dan menyegarkan hati, jiwa dan akal budi. Secara khusus kami berharap kepada para ibu dan rekan-rekan perempuan, yang pada suatu saat harus mengandung anaknya, hendaknya menjauhkan aneka makanan dan minuman yang tidak sehat tersebut.

"Hatiku siap, ya Allah, hatiku siap; aku mau menyanyi, aku mau bermazmur. Bangunlah, hai jiwaku, bangunlah, hai gambus dan kecapi, aku mau membangunkan fajar! Aku mau bersyukur kepada-Mu di antara bangsa-bangsa, ya Tuhan, aku mau bermazmur bagi-Mu di antara suku-suku bangsa; sebab kasih setia-Mu besar sampai ke langit, dan kebenaran-Mu sampai ke awan-awan.Tinggikanlah diri-Mu mengatasi langit, ya Allah! Biarlah kemuliaan-Mu mengatasi seluruh bumi" (Mzm 57:8-12)

Ign 27 Mei 2011


Rabu, 25 Mei 2011

26 Mei - Kis 15:7-21; Yoh 15:9-11

"Jikalau kamu menuruti perintahKu kamu akan tinggal di dalam kasihKu"

(Kis 15:7-21; Yoh 15:9-11)

"Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh" (Yoh 15:9-11), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan St Filipus Neri, imam, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus  kita dipanggil senantiasa 'tinggal di dalam kasihNya'. Tinggal di dalam kasihNya berarti meneladan Dia yang senantiasa menuruti perintah Bapa yang mengutusNya, dengan kata lain marilah kita mawas diri perihal keutamaan ketaatan. Pasangan ketaatan adalah kerendahan hati, yang bagaikan mata uang bermuka dua yang dapat dibedakan namun tak dapat dipisahkan. Berrefleksi perihal ketaatan dan kerendahan hati kita dapat mengamati anggota-anggota tubuh kita yang rendah hati dan taat satu sama lain serta masing-masing anggota berfungsi secara optimal dalam fungsi atau tempat masing-masing. Kami berharap kepada rekan-rekan imam dapat menjadi teladan dalam hal ketaatan dan kerendahan hati, meneladan St Filipus Neri, yang kita kenangkan hari ini. Anggota tubuh kita yang kelihatan dan yang paling taat dan rendah hati hemat saya adalah 'leher', yang siap sedia menjadi penyalur jujur dan rendah hati serta tak pernah menyakiti anggota tubuh yang lain. Sukacita atau kebahagiaan sejati leher adalah ketika ia fungsional sebagai penyalur (makanan, minuman dan udara), maka kita semua diharapkan hidup dan bertindak bagaikan 'leher' dalam kehidupan bersama. Keutamaan ketaatan hemat saya sungguh mendesak dan up to date untuk dihayati dan disebarluaskan mengingat dan memperhatikan cukup banyak orang hidup dan bertindak lebih mengikuti selera dan keinginan pribadi dan kurang taat pada aneka tata tertib yang terkait dengan hidup dan tugas pengutusan atau panggilannya. Salah satu bentuk  dari ketaatan adalah tidak melakukan korupsi sedikitpun, sebagaimana masih dilakukan oleh banyak orang, khususnya para pejabat pada masa kini di negeri tercinta ini.

·   "Aku berpendapat, bahwa kita tidak boleh menimbulkan kesulitan bagi mereka dari bangsa-bangsa lain yang berbalik kepada Allah" (Kis 15:19), demikian kata Yakobus, salah satu penatua di Yerusalem, dalam pertemuan bersama. Pertemuan ini boleh dikatakan sebagai konsili pertama kali  dalam paguyuban Umat Allah yang beriman kepada Yesus Kristus. Suatu pendapat atau usul bagus sekali untuk diterima dan dilaksanakan, dan memang akhirnya usul atau pendapat tersebut diterima dan dilaksanakan.  "Tidak boleh menimbulkan kesulitan bagi mereka dari bangsa-bangsa lain yang berbalik kepada Allah", inilah hendaknya yang harus kita renungkan dan hayati. Memang hal ini hemat saya lebih terarah kepada para pemuka Umat Allah, seperti para pengurus stasi, paroki maupun para pastor paroki beserta para pembantunya yang pada umumnya langsung berhadapan dengan umat Allah dan warga masyarakat. Fungsi anda adalah sebagai fasilitator, yang berarti mempermudah dan memperlancar, maka hendaknya jangan menimbulkan kesulitan bagi umat atau warga masyarakat yang berkehendak baik untuk berpartisipasi dalam tugas pengutusan maupun bertobat. Aneka tata tertib yang dibuat dan diberlakukan hendaknya lebih bersifat mempermudah dan memperlancar bukan mempersulit dan menghambat. Dengan kata lain kami berharap para tokoh yang berpengaruh dalam paguyuban umat Allah untuk berjiwa pastoral sebagai gembala baik, sehingga bijak dalam mengambil keputusan maupun memberi arahan. Cinta bijaksana itulah yang hendaknya menjiwai cara hidup dan cara bertindak mereka yang berpengaruh dalam kehidupan bersama Umat Allah. Semoga mereka yang berpengaruh dalam kehidupan bersama Umat Allah tidak menimbulkan kesulitan bagi mereka yang akan bertobat atau berbalik kepada Allah.

"Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, menyanyilah bagi TUHAN, hai segenap bumi! Menyanyilah bagi TUHAN, pujilah nama-Nya, kabarkanlah keselamatan yang dari pada-Nya dari hari ke hari. Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa dan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib di antara segala suku bangsa."(Mzm 96:1-3)

Ign 26 Mei 2011


25 Mei - Kis 15:1-6; Yoh 15:1-8

"Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya"

(Kis 15:1-6; Yoh 15:1-8)

 "Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku."(Yoh 15:1-8), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Ranting terpisah dari pokok batang pohon pasti layu dan segera mati tak berdaya lagi, itulah kenyataan yang ada. Yesus bersabda "Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya", suatu ajaran atau ajakan bagi kita yang beriman kepadaNya agar kita tak pernah terpisahkan dari Dia jika kita mendambakan hidup baik, bahagia dan damai sejahtera serta cara hidup dan cara bertindak kita menghasilkan buah-buah yang menyelamatkan dan membahagiakan terutama keselamatan atau kebahagiaan jiwa. Maka baiklah sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus kami mengajak dan mengingatkan kita semua untuk senantiasa hidup dan bekerja bersama denganNya, menghayati sabda-sabdaNya serta meneladan cara hidup dan cara bertindakNya. Sebagai tanda bahwa kita senantiasa bersama dan bersatu denganNya antara lain kita senantiasa hidup segar, bergairah, ceria, dinamis, menarik dan memikat bagaikan ranting segar bugar yang tak terpisah dari pokok batangnya. Kegairahan dan keceriaan kita bukan karena kaya akan harta benda, uang atau jabatan, melainkan karena Tuhan sungguh hidup dan berkarya dalam diri kita yang lemah dan rapuh ini melalui RohNya, sehingga cara hidup dan cara bertindak kita menghasilkan buah-buah Roh seperti "kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri" (Gal 5:22-23). Siapapun yang hidup dan bertindak dijiwai oleh keutamaan-keutamaan sebagai buah Roh tersebut kiranya tak akan pernah tersingkirkan dalam percaturan hidup dan kerja bersama di masyarakat, melainkan selalu hadir dan fungsional menyelamakan dalam hidup dan kerja bersama dimanapun dan kapanpun. Maka marilah kita saling membantu dalam penghayatan keutamaan-keutamaan sebagai buah Roh tersebut di atas.

·   "Setibanya di Yerusalem mereka disambut oleh jemaat dan oleh rasul-rasul dan penatua-penatua, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka." (Kis 15:4), demikian berita perihal dua rasul yang datang di  Yerusalem dari perjalanan missionernya. Barnabas

·dan Paulus menceriterakan keberhasilan tugas pelayanan atau pewartaannya kepada para rasul dan penatua di Yerusalem. Selain kabar kesuksesan yang menggembirakan tersebut mereka juga membawa pesan dari umat non Yahudi perihal sunat dan tidak sunat. Ada pandangan bahwa menjadi pengikut atau murid Yesus harus bersunat mengikuti tradisi Yahudi, sebagaimana Yesus juga melakukannya. Sunat merupakan tanda atau symbol pengakuan iman untuk bangsa Yahudi. Setiap suku atau bangsa memiliki kebiasaan atau budaya sendiri-sendiri yang berbeda satu sama lain namun hemat saya tujuannya sama. Memang perbedaan budaya atau kebiasaan dapat menimbulkan masalah, maka baiklah ketika kita menghadapi masalah budaya atau kebiasaan tersebut hendaknya meneladan jemaat perdana, yaitu menyelenggarakan pertemuan bersama untuk membicarakannya.  Dengan kata lain marilah kita sering bertemu untuk bercakap-cakap bersama agar aneka perbedaan yang sering menimbulkan masalah atau  ketegangan hidup bersama segera teratasi. Hendaknya jangan pelit atau malas untuk saling bertemu atau bercakap-cakap, karena kami percaya dalam setiap pertemuan atau percakapan bersama pasti akan penemuan atau pembaharuan yang menyelamatkan dan membahagiakan.  Kami percaya jika hati, budi, jiwa kita baik maka pertemuan antar kita sungguh membahagiakan dan menyelamatkan karena terjadi pembaharuan sesuai dengan tuntutan dan perkembangan zaman.

"Aku bersukacita, ketika dikatakan orang kepadaku: "Mari kita pergi ke rumah TUHAN." Sekarang kaki kami berdiri di pintu gerbangmu, hai Yerusalem. Hai Yerusalem, yang telah didirikan sebagai kota yang bersambung rapat, ke mana suku-suku berziarah, yakni suku-suku TUHAN, untuk bersyukur kepada nama TUHAN" (Mzm 122:1-4)

Ign 25 Mei 2011


Senin, 23 Mei 2011

24 Mei - Kis 14:19-28; Yoh 14:27-31a

"Apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu"

(Kis 14:19-28; Yoh 14:27-31a)


"Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu. Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku. Dan sekarang juga Aku mengatakannya kepadamu sebelum hal itu terjadi, supaya kamu percaya, apabila hal itu terjadi. Tidak banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikit pun atas diri-Ku. Tetapi supaya dunia tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku" (Yoh 14:27-31a), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Semua orang kiranya mendambakan hidup damai sejahtera di bumi ini maupun nanti setelah meninggal  dunia untuk hidup mulia selamanya. Namun dalam kenyataan ada aneka gambaran perihal damai sejahtera beserta cara mengusahakannya. Ada orang merasa bahagia dan damai sejahtera jika memiliki banyak harta benda atau uang alias kaya raya akan harta duniawi, ada orang merasa bahagia dan damai sejahtera jika memiliki berbagai gelar  dan jabatan, sehingga dihormati dimana-mana, dst.. Itulah gambaran damai sejahtera 'yang diberikan oleh dunia;, sedangkan damai sejahtera yang dianugerahkan Allah kebalikannya yaitu keselamatan jiwa manusia alias hidup baik dan suci selama di dunia ini. Hidup damai sejahtera sejati hemat saya meneladan Yesus sebagaimana Ia telah melakukan apa yang Ia sabdakan, yaitu "Aku mengasihi Bapa dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepadaKu". Saling mengasihi sebagaimana Allah telah mengasihi kita itulah yang hendaknya kita lakukan dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari dimanapun dan kapanpun. Sekali lagi ingatlah dan hayati bahwa masing-masing dari kita diciptakan dan dibesarkan dalam dan oleh kasih, sehingga kita adalah buah kasih atau yang terkasih. Maka panggilan untuk saling mengasihi hemat saya mudah sekali asal kita menghayati diri sebagai yang terkasih, karena dengan demikian bertemu dengan siapapun berarti yang terkasih bertemu dengan yang terkasih yang secara otomatis akan saling mengasihi. Hidup damai sejahtera akan terjaadi jika kita saling mengasihi tanpa pandang bulu/SARA.

·   "Setibanya di situ mereka memanggil jemaat berkumpul, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka, dan bahwa Ia telah membuka pintu bagi bangsa-bangsa lain kepada iman" (Kis 14:27), demikian info perihal apa yang dilakukan oleh para rasul. Paulus dan Barnabas, di Antiokia.  Marilah kita meneladan apa yang dilakukan oleh para rasul ini, yaitu "menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan kita antara lain ajakan untuk membuka pintu bagi semua bangsa kepada iman'. Allah memanggil kita untuk menjadi utusan atau rasul guna mengajak semua orang yang kita jumpai agar membuka diri terhadap penyelenggaraan Ilahi, yang berarti menghayati karya Allah dalam diri kita yang lemah dan rapuh ini, sehingga kita mengakui dan menghayati diri sebagai orang yang sungguh beriman, mempersembahkan diri seutuhnya kepada penyelenggaraan Ilahi. Hendaknya kita juga mengimani bahwa kabar gembira damai sejahtera diperuntukkan bagi semua orang/bangsa di dunia ini. Allah telah melakukan diri kita manusia ciptaanNya yang terluhur dan termulia di dunia ini sebagai gambar atau citraNya, dan karena Allah adalah kasih, maka sebagai gambar atau citraNya kita dipanggil untuk menghadirkan diri sebagai kasih bagi saudara-saudari kita, sehingga kita sebagai umat beriman hidup saling mengasihi satu sama lain. Damai sejahtera sejati memang akan terwujud atau menjadi nyata jika kita hidup saling mengasihi satu sama lain. Kami berharap para suami-isteri atau orangtua dapat menjadi saksi saling mengasihi bagi anak-anaknya, sehingga antar anak atau kakak-adik juga saling mengasihi. Kami percaya apa yang dialami di dalam keluarga akan menjadi bekal kekuatan dalam hidup bersama yang lebih luas di kemudian hari.

" Segala yang Kaujadikan itu akan bersyukur kepada-Mu, ya TUHAN, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu, untuk memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan kemuliaan semarak kerajaan-Mu. Kerajaan-Mu ialah kerajaan segala abad, dan pemerintahan-Mu tetap melalui segala keturunan. TUHAN setia dalam segala perkataan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya." (Mzm 145:10-13)

Ign 24 Mei 2011


23 Mei - Kis 14:5-18; Yoh 14:21-26

"Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu"

(Kis 14:5-18; Yoh 14:21-26)


"Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya." Yudas, yang bukan Iskariot, berkata kepada-Nya: "Tuhan, apakah sebabnya maka Engkau hendak menyatakan diri-Mu kepada kami, dan bukan kepada dunia?" Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia. Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku.Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu; tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu" (Yoh 14:21-26), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Entah sudah berapa kali kita telah menerima aneka perintah, nasihat atau saran dari orang lain kiranya tak ada yang sempat atau mampu mengingat dan menghitungnya, demikian juga isinya pun kemungkinan sudah kita lupakan. Kita juga sering mendengarkan kotbah-kotbah dalam gereja serta bacaan dari Kitab Suci, namun dengan jujur harus kita akui bahwa semuanya terlupakan juga. Sabda hari ini mengingatkan kita semua bahwa jika kita mendambakan ingat kembali aneka perintah, nasihat dan saran, hendaknya membuka diri terhadap bisikan atau pendampingan Roh Kudus. Keterbukaan ini kiranya secara konkret dapat kita hayati dengan siap sedia untuk dikasihi, artinya ketika mendengarkan aneka nasihat, saran atau perintah hendaknya bersikap rendah hati, siap sedia untuk dibina, dibentuk, dst.. alias menghayati diri bagaikan 'tanah liat di tangan tukang periuk'. Marilah sebagai orang-orang yang beriman kepada Yesus Kristus, yang telah mengasihi kita dengan wafat di kayu salib dan kemudian bangkit dari mati, kita tanggapi kasihNya dengan menghayati sabda-sabdaNya atau meneladan cara hidup dan cara bertindakNya. Kiranya kita tak mungkin mengingat semua sabdaNya, maka baiklah meneladan para kudus marilah kita ingat dan hayati beberapa sabda atau satu/dua ayat dari sabdaNya, dan hendaknya sabdaNya kita tulis dan tempatkan di meja kerja kita sehingga setiap hari dapat dibaca. Kami yakin ketika setiap hari membacanya pasti akan meresap dalam hati dan menjiwai cara hidup serta cara bertindak kita.

·   "Hai kamu sekalian, mengapa kamu berbuat demikian? Kami ini adalah manusia biasa sama seperti kamu. Kami ada di sini untuk memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan perbuatan sia-sia ini dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang telah menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya." (Kis 14:15), demikian kata-kata Paulus kepada sekerumunan orang yang mencurigai kedatangannya. Paulus mengingatkan mereka perihal "Allah yang hidup, yang telah menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya", agar mereka bertobat meninggalkan perbuatan sia-sia alias jahat dan kemudian hidup penuh syukur dan terima kasih atas segala anugerah atau rahmat Allah. Kita kiranya dapat menempatkan diri seperti Paulus atau sebaliknya seperti orang-orang kebanyakan yang mendengarkan pewartaan Paulus. Jika meneladan Paulus hendaknya kita tanpa takut dan gentar 'memberitakan Injil atau kabar baik' dan mengajak semua saja yang kita jumpai untuk bertobat; tentu saja diri kita sendiri senantiasa dalam keadaan baik alias  selamat dan tidak jahat. Sebaliknya jika meneladan orang banyak marilah kita meninggalkan perbuatan yang sia-sia alias bermalas-malasbean dan berfoya-foya. Ingatlah dan hayati bahwa hidup kita dan segala sesuatu yang kita miliki serta kuasai dan nikmati sampai kini adalah anugerah Allah, maka seharusnya dihayati dan difungsikan sesuai dengan kehendak Allah, yaitu demi keselamatan jiwa kita dan jiwa saudara-saudari kita. Untuk itu hendaknya kita hidup sederhana, secukupnya, sebagaimana sering kita doakan dalam doa Bapa Kami 'berilah kami rezeki hari ini secukupnya', dan hendaknya kita hidup social dengan memperhatikan  saudara-saudari kita yang miskin dan berkekurangan. Hal ini hendaknya dibiasakan pada anak-anak kita sedini mungkin di dalam keluarga dengan teladan dari orangtua.

"Bukan kepada kami, ya TUHAN, bukan kepada kami, tetapi kepada nama-Mulah beri kemuliaan, oleh karena kasih-Mu, oleh karena setia-Mu! Mengapa bangsa-bangsa akan berkata: "Di mana Allah mereka?" Allah kita di sorga; Ia melakukan apa yang dikehendaki-Nya! Berhala-berhala mereka adalah perak dan emas, buatan tangan manusia" (Mzm 115:1-4)

Ign 23 Mei 2011


Sabtu, 21 Mei 2011

Minggu Paskah V - Kis 6:1-7; 1Ptr 2:4-9; Yoh 14:1-12


"Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku"

Mg Paskah V: Kis 6:1-7; 1Ptr 2:4-9; Yoh 14:1-12


 

Orang yang mau meninggal pada umumnya gelisah, ada yang sangat gelisah dan ada yang kurang atau nampak tidak gelisah alias tenang-tenang saja. Kegelisahan yang ada menunjukkan kurangnya percaya kepada Allah alias kurang beriman. Dalam perjal;anan hidup orang yang kurang atau tidak beriman pasti ia hanya mengandalkan kekuatan diri sendiri alias sombong, tidak mengakui atau menghayati bahwa hidup dan segala sesuatu yang menyertai hidup atau yang telah dan sedang dimiliki, dikuasai dan dinikmati merupakan anigerah Allah. Mereka yang mudah gelisah berarti tidak percaya bahwa Allah hidup dan berkarya dalam dirinya yang lemah dan rapuh melalui aneka sapaan, perhatian dan peerlakuan sesama manusia  "Jangan gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepadaKu", demikian sabda Yesus yang hendaknya kita renungkan dan hayati, maka marilah kita renungkan dan hayati di dalam hidup kita sehari-hari sabda  tersebut.

 

"Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku" (Yoh 14:1).

Hati memang merupakan pusat atau inti jati diri manusia, ingat dengan kata-kata jantung hati, patah hati, perhatian, dst..  ebagai umat beriman, khususnya yang beriman kepada Yesus Kristus kita dipanggil untuk tidak gelisah melainkan percaya kepada Allah dan juga percaya kepada Yesus Kristus, Penyelamat Dunia. Percaya berarti mempersembahkan diri seutuhnya kepada yang dipercaya, maka percaya kepada Allah berarti mempersembahkan diri seutuhnya kepada Allah dalam dan melalui cara hidup dan cara bertindak, antara lain meneladan cara hidup dan cara bertindak Yesus Kristus "Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu" (Yoh 14:12), demikian sabda Yesus.

 

Pekerjaan atau tugas panggilan utama  Yesus adalah menyelamatkan atau membahahagiakan orang lain, antara lain 'memberi makan kepada yang lapar, memberi minuman kepada yang haus, memberi pakaian yang telanjang, menyembuhkan mereka yang sakit, membangkitkan yang mati, melawat atau mengunjungi yang terpenjara, membebaskan yang tertawan, dst..'. Maka marilah meneladan Yesus, dan kiranya jika kita rajin dan tekun mengerjakan apa yang dikerjakan oleh Yesus, kami yakin pada suatu saat kita akan mampu mengerjakan apa-apa yang lebih besar daripada apa yang dapat kita kerjakan sekarang. Hendaknya dalam melaksanakan pekerjaan apapun asal hal itu menyelamatkan atau membahagiakan orang lain maupun diri kita sendiri, terutama keselamatan atau kebahagiaan jiwa, tidak gelisah, mengeluh atau menggerutu ketika harus menghadapi aneka masalah, tantangan dan hambatan. Hadapi aneka masalah, hambatan serta tantangan dengan penuh kepercayaan dan kegairahan sebagai tanda bahwa Tuhan senantiasa menyertai atau mendampingi kita, karena kita percaya sepenuhnya kepada Tuhan.

 

Aneka tantangan, hambatan dan masalah hemat saya merupakan wahana untuk meningkatkan dan memperdalam kemampuan, keterampilan dan kecerdasan kita, sehingga jika kita hadapi dengan keteguhan hati dan bantuan rahmat Allah kita akan semakin terampil dan cerdas dan dengan demikian benarlah sabda Yesus bahwa kita akan mampu melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar lagi. Maka kami berharap agar anak-anak sedini mungkin dibiasakan dan dididik untuk menghadapi aneka tantangan, masalah dan hambatan. Jika tidak ada hambatan, masalah atau tantangan yang muncul, hendaknya diciptakan tantangan, masalah dan hambatan yang dapat diatasi oleh anak-anak; semakin lama tantangan, masalah atau hambatan semakin diperbesar, agar anak-anak juga semakin diperdalam, diperkembangkan dan diteguhkan keterampilan dan kecerdasannya. Maka kami berharap agar anak-anak dijauhkan dari aneka macam bentuk pemanjaan yang mencelakakan masa depan hidup mereka. Kami juga mengingatkan para pengelola atau pelaksana proses pendidikan di sekolah, sebagai pembantu orangtua dalam mendidik anak-anak, sesuai dengan namanya hendaknya anak-anak atau para peserta didik lebih diperhatikan dalam peningkatan atau pendalaman sikap belajar terus- menerus; hendaknya para peserta didik dibina dan didik agar mereka semakin terampil dalam belajar: belajar hidup, belajar bekerja, belajar agar terampil belaajar dan belajar bekerja. 'Ongoing education/ongoing formation' hendaknya menjadi pedoman, acuan dan sasaran proses pembelajaran entah di dalam keluarga maupun sekolah.

 

"Kamula bh bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib"(1Ptr 2:9)

 

Sapaan atau peringatan Petrus diatas ini hendaknya sungguh kita renungkan dan hayati sebagai orang-orang yang beriman, yang terpilih untuk fungsi atau jabatan tertentu dalam hidup maupun bekerja bersama sehari-hari. Kita semua dipanggil untuk hidup kudus atau suci serta menghayati imamat rajani dalam hidup sehari-hari. Menjadi imam berarti menjadi penyalur rahmat Allah bagi sesama manusia serta dambaan sesama manusia bagi Allah. Dalam hidup dan bekerja bersama menjadi imam bagaikan 'leher' dalam tubuh manusia, yang berfungsi sebagai 'jalan atau penyalur', yaitu jalan makanan, minuman dan udara. Dalam melaksanakan fungsinya leher tidak pernah korupsi sedikitpun seperti gigi atau mulut. Leher juga tidak pernah menyakiti; leher senantiasa siap sedia untuk dilewati dan kerjanya atau fungsinya tak pernah berhenti seperti anggota tubuh lain butuh istirahat.

 

Menghayati imamat rajani juga dipanggil untuk 'memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar bagi Dia', Yang dimaksudkan dengan perbuatan-perbuatan besar antara lain adalah apa-apa yang menyelamatkan atau membahagiakan jiwa manusia. Maka hendaknya keselamatan atau kebahagiaan jiwa manusia menjadi acuan, pedoman dan tolok ukur keberhasilan hidup dan bekerja dimanapun dan kapanpun. Dengan kata lain hendaknya kecerdasan spiritual menjadi cita-cita atau tujuan aneka usaha dan kegiatan atau kesibukan kita setiap hari. orang cerdas secara spiritual maka yang bersangkutan dengan mudah untuk mengusahakan kecerdasan lainnya seperti kecerdasan phisik, kecerdasan intelektual, kecerdasan social, kecerdasan emosional, dst…

 

Dalam kehidupan jemaat perdana sebagai dikisahkan dalam kutipan Kisah Para Rasul hari ini dikatakan bahwa butuh orang-orang baik untuk pelayanan meja guna mendukung para rasul yang memusatkan perhatian pelayanan mereka dalam pewarta Firman atau Sabda Tuhan. Yang dimaksudkan dengan pelayanan meja adalah pelayanan kebutuhan hidup sehari-hari umat manusia seperti sandang, pangan dan papan (pakaian, makanan/minuman dan tempat tinggal), yang pada masa kini hemat saya lebih dilakukan oleh rekan-rekan awam sebagai penghayatan iman dalam hidup sehari-hari. Maka dengan ini kami berharap kepada rekan-rekan awam untuk memperhatikan saudara-saudarinya yang berkekurangan dalam hal pakaian, makanan/minuman maupun tempat tinggal. Marilah kita wujudkan bersama sila kelima dari Pancasila, Keadilan social bagi seluruh bangsa, dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari.   

 

"Bersorak-sorailah, hai orang-orang benar, dalam TUHAN! Sebab memuji-muji itu layak bagi orang-orang jujur. Bersyukurlah kepada TUHAN dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali! Sebab firman TUHAN itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan.Ia senang kepada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia TUHAN."

(Mzm 33:1-2.4-5)

 

Ign 22 Mei 2011


21 Mei - Kis 13:44-52; Yoh 14:7-14)

"Jika kamu meminta sesuatu kepadaKu dalam namaKu Aku akan melakukannya"

(Kis 13:44-52; Yoh 14:7-14)

 

"Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia." Kata Filipus kepada-Nya: "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami." Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa; dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya." (Yoh 14:7-14), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Sebagai orang yang beriman atau percaya kepada Yesus Kristus, kita semua dipanggil untuk senantiasa hidup dan bertindak 'dalam nama Yesus', secara khusus ketika sedang mengajukan aneka bentuk permohonan entah kepada Tuhan maupun saudara-saudari kita. Mengajukan permohonan 'dalam nama Yesus' berarti mohon segala sesuatu yang dapat menyelamatkan jiwa, maka belum tentu sesuai dengan selera atau keinginan pribadi, apalagi kalau yang diinginkan akan 'mematikan jiwa' alias hal-hal yang berlawanan dengan kehendak Tuhan. Sebagai umat beriman atau beragama hendaknya senantiasa mohon apa-apa yang dapat menyelamatkan jiwa manusia entah jiwa kita sendiri atau jiwa orang lain, dan dengan demikian pasti akan dikabulkan. Dalam Liturgi Gereja Katolik ada 4 (empat) permohonan atau ujud doa utama, yaitu bagi para pemimpin Negara atau masyarakat/bangsa, para pemimpin umat beragama atau Gereja, bagi mereka yang miskin dan berkekurangan dan bagi diri kita sendiri. Mengingat dan memperhatikan situasi Negara kita, dimana para pemimpin rasanya masih dijiwai oleh sikap serakah, maka marilah kita berdoa agar para pemimpin Negara kita dibebaskan dari perbudakan keserakahan, agar saudara-saudari kita yang miskin dan berkekurangan terbebaskan dari penderitaan, sehingga dapat hidup layak sesuai dengan tuntutan zaman.

·   "Memang kepada kamulah firman Allah harus diberitakan lebih dahulu, tetapi kamu menolaknya dan menganggap dirimu tidak layak untuk beroleh hidup yang kekal. Karena itu kami berpaling kepada bangsa-bangsa lain. Sebab inilah yang diperintahkan kepada kami: Aku telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya engkau membawa keselamatan sampai ke ujung bumi." (Kis 13:46-47), demikian kata Paulus dan Barnabas kepada orang-orang Yahudi, yang iri hati terhadap Paulus dan Barnabas  seraya menghujatnya. Apa yang dikatakan oleh Paulus dan Barnabas ini kiranya juga sering menjadi kenyataan dalam hidup kita sehari-hari, yaitu kita kurang percaya kepada saudara-saudari kita yang setiap hari hidup dan bekerja bersama dengan kita, melainkan lebih percaya kepada orang lain, yang jauh. Kita sering iri hati kepada kesuksesan atau keberhasilan saudara-saudari kita dan kemudian berusaha untuk 'menghujatnya' melalui aneka cara alias menjelek-jelekkannya. Iri hati memang dapat mencelakakan diri sendiri maupun orang lain. Orang-orang Yahudi merasa kenal Allah tetapi tidak percaya kepada para utusan Allah, maka Paulus dan  Barnabas meninggalkan mereka dan pergi kepada 'bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah', menurut orang-orang Yahudi. Apa yang dilakukan oleh Paulus dan Barnabas kiranya dapat menjadi teladan kita. Marilah kita tanpa takut dan gentar berani menegor saudara-saudari kita yang iri hati atau sombong, dan ketika mereka tidak mendengarkan kita baiklah dengan rendah hati kita tinggalkan mereka dan kemudian berpaling kepada orang lain yang siap sedia untuk mendengarkan kita. Sebagai orang beriman atau secara khusus yang percaya kepada Yesus Kristus kita semua dipanggil untuk 'menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah'  alias kurang percaya kepada Allah/penyelenggaraan Ilahi.

 

"Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, sebab Ia telah melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan kepada-Nya oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus. TUHAN telah memperkenalkan keselamatan yang dari pada-Nya, telah menyatakan keadilan-Nya di depan mata bangsa-bangsa.Ia mengingat kasih setia dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel, segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang dari pada Allah kita. Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi, bergembiralah, bersorak-sorailah dan bermazmurlah!"(Mzm 98:1-4)

 

Ign  21 Mei 2011        


Kamis, 19 Mei 2011

20 Mei - Kis 13:26-33; Yoh 14:1-6

" Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."

(Kis 13:26-33; Yoh 14:1-6)

 

"Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada. Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ." Kata Tomas kepada-Nya: "Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?" Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." (Yoh 14:1-6), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

 

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Kita semua umat beriman kiranya mendambakan akan hidup mulia dan berbahagia selama-lamanya di sorga bersama Allah setelah meninggal dunia, mengakhiri perjalanan hidup di dunia yang sarat dengan tantangan, masalah dan hambatan ini. Kita datang dari sorga/Allah dan pada suatu saat harus kembali ke sorga/Allah untuk hidup mulia selamanya, itulah jati diri kita masing-masing. Maka baiklah selama hidup di dunia ini kita senantiasa setia pada iman kita, dan secara khusus kepada kita semua yang beriman kepada Yesus Kristus untuk menghayati sabdaNya, yaitu "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku". Marilah kita hidup dan bertindak dengan meneladan cara hidup dan cara bertindakNya, menghayati sabda-sabda atau ajaran-ajaranNya di dalam hidup sehari-hari. Seluruh cara hidup dan bertindakNya maupun sabda-sabdaNya kiranya dapat dipadatkan dalam penghayatan dan ajaran perihal cintakasih, maka sebagai orang yang percaya kepadaNya marilah kita hidup saling mengasihi kapanpun dan dimanapun. Kita menjalani hidup kita dengan menelusuri kembali jalan yang telah dilalui Yesus, kita senantiasa melakukan apa yang benar serta menghidupkan atau menggairahkan orang lain. Maka baiklah saya mengajak dan mengingatkan anda sekalian untuk rajin dan penuh khitmat membaca dan merenungkan apa yang tertulis di dalam Kitab Suci, guna mengenali lebih mendalam tentang pribadi  Yesus sebagai 'jalan, kebenaran dan hidup'.

·   "Hai saudara-saudaraku, baik yang termasuk keturunan Abraham, maupun yang takut akan Allah, kabar keselamatan itu sudah disampaikan kepada kita" (Kis 13:26), demikian kutipan dari apa yang disampaikan oleh para pewarta  kabar gembira. Kutipan baiklah kita renungkan, entah kita sebagai pewarta kabar gembira atau penerima kabar gembira. Sebagai pewarta kabar gembira marilah kita tanpa takut dan gentar kemanapun pergi dan dimanapun berada senantiasa menyampaikan apa yang menggembirakan dan menyelamatkan, terutama keselamatan jiwa manusia. Kita ingatkan dan sadarkan saudara-saudari kita bahwa 'kabar keselamatan iu sudah disampaikan kepada kita', yang menggejala dalam aneka bentuk perhatian dan kebaikan dari orang lain. Kemungkinan besar mayoritas dari kita adalah penerima kabar gembira, yang secara konkret kita senantiasa menerima perhatian dan kebaikan dari saudara-saudari kita, maka marilah kita hidup penuh syukur dan terima kasih karena telah menerima aneka bentuk perhatian dan kebaikan dari orang lain, sehingga kita dapat hidup sebagaimana adanya pada saat ini. "Baik yang termasuk keturunan Abraham, maupun yang takut akan Allah", marilah kita hayati hal itu sehingga kita layak disebut sebagai keturunan Abraham atau yang takut akan Allah. Menjadi keturunan Abraham berarti senantiasa taat dan setia kepada kehendak Allah, demikian juga takut akan Allah berarti mau tak mau harus melaksanakan kehendak Allah dalam situasi atau kondisi macam apapun. Dengan kata lain sebagai umat beriman kita diharapkan hidup penuh persaudaraan dan persahabatan sejati, karena kita sama-sama  keturunan Abraham atau takut akan Allah. Maka hendaknya diajauhkan dan diberantas aneka macam bentuk kebencian, permusuhan, saling menjatuhkan atau saling menghancurkan.

 

"Akulah yang telah melantik raja-Ku di Sion, gunung-Ku yang kudus!" Aku mau menceritakan tentang ketetapan TUHAN; Ia berkata kepadaku: "Anak-Ku engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini. Mintalah kepada-Ku, maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu. Engkau akan meremukkan mereka dengan gada besi, memecahkan mereka seperti tembikar tukang periuk." Oleh sebab itu, hai raja-raja, bertindaklah bijaksana, terimalah pengajaran, hai para hakim dunia! Beribadahlah kepada TUHAN dengan takut dan ciumlah kaki-Nya dengan gemetar"

(Mzm 2:6-11)

 

Ign 20 Mei 2011


Rabu, 18 Mei 2011

19 Mei - Kis 13:13-25; Yoh 13:16-20

"Sesungguhnya barangsiapa menerima orang yang Kuutus ia menerima Aku"

(Kis 13:13-25; Yoh 13:16-20)

 

"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya. Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya. Bukan tentang kamu semua Aku berkata. Aku tahu, siapa yang telah Kupilih. Tetapi haruslah genap nas ini: Orang yang makan roti-Ku, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku. Aku mengatakannya kepadamu sekarang juga sebelum hal itu terjadi, supaya jika hal itu terjadi, kamu percaya, bahwa Akulah Dia. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menerima orang yang Kuutus, ia menerima Aku, dan barangsiapa menerima Aku, ia menerima Dia yang mengutus Aku." (Yoh 13:16-20), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

 

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Hari ini kita diingatkan untuk mawas diri sebagai orang yang 'menerima'. Kita dipanggil untuk saling mengasihi, yang berarti saling memberi dan menerima, mengasihi dan dikasihi. Pada kesempatan ini kami mengajak anda sekalian untuk mawas diri sebagai yang menerima atau dikasihi. Hemat saya kebanyakan orang masa kini sulit untuk siap sedia dikasihi, maunya mengasihi terus menerus. Ingat dan sadari bahwa kasih tidak selalu nikmat di hati, jiwa, akal budi atau tubuh! Bukankah ketika orangtua atau guru menegor, memarahi, mengritik dst.. anak-anak atau peserta didik merupakan wujud kasih? Masing-masing dari kita dapat tumbuh dan berkembang sebagaimana adanya pada saat ini karena dikasihi, dan entah berapa ribu orang yang telah mengasihi kita kiranya tak sempat atau tak mungkin terhitung. Kami berharap kepada kita semua untuk menghayati aneka sapaan, sentuhan, perlakuan dari saudara-saudari kita sebagai kasih. Marilah kita kenangkan masa balita kita masing-masing yang sarat dengan kasih: disusui ibu, dicium, dimandikan, diberi makan, dipeluk, digendong dst.. , agar kita dapat menghayati semuanya sebagai kasih. Ketika dimarahi, ditegor, dikritik, diejek atau dilecehkan hendaknya dijawab dengan singkat 'terima kasih'. Karena kita semua telah menerima kasih dengan melimpah ruah, maka selayaknya kita hidup dengan penuh syukur dan terima kasih, dengan rendah hati siap sedia untuk dikasihi oleh siapapun. Maaf, kiranya rekan-rekan perempuan atau ibu lebih mudah menghayati diri sebagai 'yang dikasihi' daripada laki-laki , yang antara lain dalam hubungan seks pihak perempuan menerima 'sperma' laki-laki, dan rasanya dalam saling menagsihi dalam bentuk lainpun rekan perempuan lebih menerima daripada laki-laki, yang pada dasarnya siap menyerang.

·   "Saudara-saudara, jikalau saudara-saudara ada pesan untuk membangun dan menghibur umat ini, silakanlah!" (Kis 13:15), demikian ungkapan orang yang siap sedia untuk menerima atau dikasihi. Baiklah kutipan diatas ini menjadi pegangan atau pedoman cara hidup dan cara bertindak kita sebagai orang beriman. Masing-masing dari kita perlu dibangun atau ditumbuh-kembangkan terus menerus, dihibur dan digembirakan. Dengan kata lain masing-masing dari kita diharapkan memiliki sikap mental untuk belajar terus-menerus, ongoing education/ongoing formation.  Hendaknya apa-apa yang baru disikapi sebagai kesempatan emas untuk belajar,  misalnya saudara baru, tugas baru, tempat tinggal baru, sarana-prasarana baru dst… Perkenankan disini saya mengajak dan mengingatkan anda semua yang secara formal telah selesai belajar dan memperoleh gelar sarjana dst.., serta pada saat ini sudah bekerja. Kami berharap menghayati pekerjaan anda apapun sebagai kesempatan belajar terus menerus, dengan kata lain kami berharap anda semakin lama semakin terampil dan cekatan dalam tugas atau pekerjaan anda masing-masing  Marilah kita saling membangun dan menghibur terus menerus dimanapun dan kapanpun. Kami berharap kita tidak saling merusak dan menghancurkan, sebagaimana dilakukan oleh orang-orang yang serakah, entah merusak lingkungan hidup maupun tubuhnya sendiri. Marilah kita hayati bahwa tubuh kita adalah 'tahta Roh Kudus' agar kita dengan baik merawat tubuh kita masing-masing dan kita saling bersembah-sujud dan saling merawat. Marilah kita hayati bahwa tubuh kita merupakan karya pembangunan atau penghiburan Allah, gambar atau citra Allah, agar kita tidak merusak tubuh kita. Hendaknya kita fungsikan semua anggota tubuh kita untuk belajar terus menerus, sebagaimana Allah terus menerus hidup dan berkarya dalam diri kita yang lemah dan rapuh ini.

 

"Aku hendak menyanyikan kasih setia TUHAN selama-lamanya, hendak memperkenalkan kesetiaan-Mu dengan mulutku turun-temurun. Sebab kasih setia-Mu dibangun untuk selama-lamanya; kesetiaan-Mu tegak seperti langit" (Mzm 89:2-3)

 

Ign 19 Mei 2011