Kamis, 31 Mei 2012

1 Juni


"Kamu adalah garam dunia"

(1Kor 1:18-25; Mat 5:13-19)

 "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga." (Mat 5:13-19), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St.Yustinus, martir, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Garam sedikit sebagai kelengkapan bumbu makanan membuat makanan yang bersangkutan enak dan nikmat, demikian juga api yang kecil dapat menjadi besar ketika digunakan untuk membakar sampah atau bangunan. "Saya sendiri tak ingin tergolek begittu saja seperti dalam museum. Saya ingin hidup di tengah pergolakan kehidupan", demikin kutipan dalam Majalah Tempo, dalam rangka mengenangkan almarhum Yustinus Kardinal Darmojuwono pr, setelah Yang Mulia dipanggil Tuhan pada tanggal 3 Februari 1994. Bapak Kardinal Darmojuwono pr ketika dibaptis menjadi katolik diberi nama pelindung St.Yustinus, dan kiranya kita semua tahu bahwa Yang Mulia sungguh menjadi 'garam dan terang dunia' dalam rangka menghayati panggilan maupun melaksanakan tugas pengutusannya. Maka dalam rangka mengenangkan pesta St.Yustinus hari ini kami mengajak segenap umat beriman, khususnya yang beriman kepada Yesus Kristus untuk dapat menjadi 'garam dan terang dunia' dalam cara hidup dan cara bertindak setiap hari dimana pun dan kapan pun. Menjadi 'garam dan terang dunia' berarti cara hidup dan cara bertindaknya senantiasa membuat lingkungan hidupnya enak dan nikmat untuk didiami serta dapat membantu orang lain semakin menemukan jati diri dan panggilannya alias menerangi mereka yang berada di dalam kegelapan atau kebingungan. Maka marilah kita mawas diri apakah derap langkah dan kinerja kita senantiasa membuat lingkungan hidup semakin enak dan nikmat didiami maupun membantu orang lain untuk semakin menemukan jati diri dan panggilan hidupnya. Kita semua juga dipanggil untuk mentaati dan melaksanakan aneka tata tertib atau aturan dengan sepenuh hati, betapapun sederhana atau kecil tata tertib atau aturan tersebut.

·   "Pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah" (1Kor 1:18). Taat dan setia dalam melaksanakan aneka tata tertib atau aturan tak akan pernah terlepas dari perjuangan dan pengorbanan maupun penderitaan. Orang yang taat dan setia memang menunjukkan bahwa kekuatan atau rahmat Allah hidup dan bekerja dalam dirinya yang lemah dan rapuh alias yang bersangkutan dengan sepenuh hati, jiwa, pikiran dan tenaga melaksanakan tata tertib atau aturan maupun menghayati panggilan. Kita yang beriman kepada Yesus Kristus dipanggil untuk setia meneladan Dia, yang telah rela menderita, wafat di kayu salib dan dibangkitkan dari mati demi keselamatan seluruh dunia. Kami percaya bahwa para ibu yang telah mengandung dan melahirkan anaknya memiliki pengalaman akan pendeitaan sebagai konsekwensi pada jati diri dan panggilannya, dan penderitaan yang telah dialaminya merupakan jalan menuju  kesejahteraan atau kebahagiaan sejati. Sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, kiranya setiap hari kita membuat tanda salib, dengan harapan hidup dan bertindak meneladan Yang Tersalib, dengan kata lain mempersembahkan diri seutuhnya pada panggilan maupun tugas pengutusan. Setia pada tugas dan panggilan tak akan pernah terlepas dari penderitaan dan pengorbanan, maka hendaknya ketika harus menderita dan berkorban demi tugas dan panggilan, kami harapkan untuk terus gembira dan ceria menghadapinya, karena dengan demikian penderitaan dan pengorbanan tersebut tidak akan sia-sia. Kami berharap anak-anak di dalam keluarga sedini mungkin dilatih dan dibiasakan dalam hal kesetiaan, yang mungkin harus disertai dengan penderitaan dan pengorbanan.

"Bersyukurlah kepada TUHAN dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali! Nyanyikanlah bagi-Nya nyanyian baru; petiklah kecapi baik-baik dengan sorak-sorai! Sebab firman TUHAN itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan.Ia senang kepada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia TUHAN. Oleh firman TUHAN langit telah dijadikan, oleh nafas dari mulut-Nya segala tentaranya.Ia mengumpulkan air laut seperti dalam bendungan," (Mzm 33:2-7) Ign 1 Juni 2012


Rabu, 30 Mei 2012

31 Mei


"Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu."

(Rm 12:9-16b; Lk 1:39-56)

" Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring: "Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana." Lalu kata Maria: "Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus. Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia.Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya." Dan Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya" (Luk 1:39-56), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan Pesta SP Maria Mengunjungi Elisabet hari ini, saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Pada hari terakhir bulan Mei untuk menghormati dan memperdalam devosi kita kepada SP Maria kita diajak untuk mengenangkan SP Maria yang mengunjungi Elisabet, saudarinya. SP Maria adalah teladan umat beriman dan ia mengunjungi Elisabet, saudarinya atas informasi dari malaikat bahwa saudarinya tersebut dalam usia usurnya mengandung anaknya yang pertama, sedangkan SP Maria sendiri juga mulai mengandung karena Roh Kudus. Kami percaya bahwa perempuan yang baik ketika mengetahui dirinya mulai mengandung anaknya yang pertama pasti sangat berbahagia dan tergerak untuk memberitahukan kebahagiaannya kepada saudara-saudarinya, dan tentu saja setelah memberi tahu suaminya yang terkasih. Memang sungguh merupakan kebenaran ilahi bahwa orang yang sedang bergembira atau berbahagia kemudian tergerak menyebaluaskan kebahagiaan atau kegembiraannya kepada orang lain. Dalam rangka mengenangkan pesta SP Maria Mengunjungi Elisabet hari ini kami mengajak kita semua untuk senantiasa bermurah hati menyebarluaskan atau memberitahukan kebagiaam, kebaikan dan kegembiraan kepada orang lain, dengan kata lain kita semua dipanggil untuk menjadi pewarta apa yang baik, menggembirakan dana membahagiakan orang lain. Kita hendaknya juga meneladan SP Maria dengan saling mengunjungi atau mendatangi saudara-saudari kita, dan sekiranya tidak mungkin mengunjungi secara fisik hendaknya saling mendoakan, misalnya setiap hari kita mendoakan orangtua, kakak-adik, sahabat dll ..secara singkat sebelum istirahat malam.

·   "Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik. Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat. Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan." (Rm 12:9-11), demikian nasihat Paulus kepada umat di Roma, kepada kita semua segenap umat beriman. Kasih memang pertama-tama dan terutama harus diwujudkan secara konkret dalam tindakan atau perilaku, bukan dengan kata-kata manis dan mesra saja. Kita juga diingatkan untuk tidak melakukan apa yang jahat dan senantiasa melakukan apa yang baik dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari dimana pun dan kapan pun. Apa yang disebut baik senantiasa berlaku secara universal, kapan saja dan dimana saja. Marilah kita juga rajin dalam bekerja maupun belajar, tidak memboroskan waktu dan tenaga alias bermalas-malasan; ingatlah bahwa 'malas merupakan bantal setan' alias kemalasan merupakan motivasi untuk melakukan apa yang jahat. Kami berharap anak-anak di dalam keluarga sedini mungkin dididik dan dibina dalam hal kerajinan: rajin berdoa, rajin belajar, rajin membantu orangtua dst, dan tentu saja dengan teladan konkret dari para orangtua atau bapak-ibu. Rajin adalah pangkal pandai dan cerdas. Di sekolah-sekolah hendaknya juga digerakkan hidup dan berindak rajin dalam proses belajat-mengajar.

"Sungguh, Allah itu keselamatanku; aku percaya dengan tidak gementar, sebab TUHAN ALLAH itu kekuatanku dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku." Maka kamu akan menimba air dengan kegirangan dari mata air keselamatan. Pada waktu itu kamu akan berkata: "Bersyukurlah kepada TUHAN, panggillah nama-Nya, beritahukanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa, masyhurkanlah, bahwa nama-Nya tinggi luhur! Bermazmurlah bagi TUHAN, sebab perbuatan-Nya mulia; baiklah hal ini diketahui di seluruh bumi! Berserulah dan bersorak-sorailah, hai penduduk Sion, sebab Yang Mahakudus, Allah Israel, agung di tengah-tengahmu!" (Yes 12:2-6)

Ign 31 Mei 2012


Selasa, 29 Mei 2012

30 mei

"Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani"

(1Pet 1:18-25; Mrk 10:32-45)

" Yesus dan murid-murid-Nya sedang dalam perjalanan ke Yerusalem dan Yesus berjalan di depan. Murid-murid merasa cemas dan juga orang-orang yang mengikuti Dia dari belakang merasa takut. Sekali lagi Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan Ia mulai mengatakan kepada mereka apa yang akan terjadi atas diri-Nya, kata-Nya: "Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, dan Ia akan diolok-olokkan, diludahi, disesah dan dibunuh, dan sesudah tiga hari Ia akan bangkit." Lalu Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, mendekati Yesus dan berkata kepada-Nya: "Guru, kami harap supaya Engkau kiranya mengabulkan suatu permintaan kami!" Jawab-Nya kepada mereka: "Apa yang kamu kehendaki Aku perbuat bagimu?" Lalu kata mereka: "Perkenankanlah kami duduk dalam kemuliaan-Mu kelak, yang seorang lagi di sebelah kanan-Mu dan yang seorang di sebelah kiri-Mu." Tetapi kata Yesus kepada mereka: "Kamu tidak tahu apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum dan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima?" Jawab mereka: "Kami dapat." Yesus berkata kepada mereka: "Memang, kamu akan meminum cawan yang harus Kuminum dan akan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima. Tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa itu telah disediakan." Mendengar itu kesepuluh murid yang lain menjadi marah kepada Yakobus dan Yohanes. Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa mereka yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya.Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." (Mrk 10:32-45), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus kita semua dipanggil untuk meneladan cara hidup dan cara bertindakNya, antara lain "datang tidak untuk dilayani, melainkan melayani".  Cirikhas seorang pelayan yang baik adalah dengan rendah hati dan kerja keras berusaha untuk membahagiakan dan menyelamatkan yang dilayani, maka marilah kita dengan rendah hati dan kerja keras berusaha saling membahagiakan dan melayani satu sama lain  dimana pun kita berada maupun kita pergi. Marilah kita saling mempersembahkan atau memberikan cita-cita, harapan dan dambaan kita alias bercurhat perihal cita-cita, harapan dan dambaan serta kemudian bersinerji atau bekerjasama untuk mewujudkannya. Marilah kita jauhkan aneka macam perilaku sombong maupun kekerasan dalam cara hidup dan cara bertindak kita. Perkenankan secara khusus kami mengajak dan mengingatkan para pemimpin atau atasan dalam kehidupan bersama dimana pun atau apapun untuk bersikap mental dan bertindak melayani dengan rendah hati: berusaha dengan keras dan rendah hati membahagiakan dan menyelamatkan mereka yang harus dipimpin atau dilayani. Tanda kesuksesan atau keberhasilan seorang pemimpin adalah mereka yang dipimpin bahagia, sealamat dan sejahtera baik secara fisik maupun spiritual, jasmani maupun rohani.

·    "Semua yang hidup adalah seperti rumput dan segala kemuliaannya seperti bunga rumput, rumput menjadi kering, dan bunga gugur, tetapi firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya." Inilah firman yang disampaikan Injil kepada kamu" (1Pet 1:24-25). Apa yang dikatakan oleh Petrus ini mengingatkan kita semua bahwa apa yang ada di dunia ini bersifat sementara, tidak abadi, termasuk diri kita sebagai manusia. Kita masing-masing berasal dari tanah dan akan kembali menjadi tanah ketika dipanggil Tuhan nanti. Dengan kata lain kita semua adalah orang-orang yang lemah, rapuh dan tak berdaya, dan jika ada apa yang baik, luhur, mulia, kuat, indah, menarik dan mempesona dalam diri kita sungguh merupakan anugerah atau rahmat Tuhan, bukan hasil kerja atau keringat kita. Yang abadi adalah firman atau sabda Tuhan, maka jika kita mendambakan hidup bahagia, selamat dan damai sejahtera, hendaknya kita setia melaksanakan sabda atau firman Tuhan, antara lain sebagaimana tertulis di dalam Kitab Suci. Marilah kita kenangkan bahwa para santo atau santa telah hidup dan bertindak sesuai dengan sabda Tuhan, sehingga nama mereka dikenang sampai kini, menjadi nama baptis kita masing-masing. Hal yang sama terjadi dalam diri para pahlawan, yang telah membaktikan diri sepenuhnya demi keselamatan seluruh bangsa dan rakyat, dimana namanya diabadikan dalam nama-nama jalan atau bangunan. Marilah kita baktikan hidup kita demi keselamatan atau kebahagiaan saudara-saudari kita.

" Megahkanlah TUHAN, hai Yerusalem, pujilah Allahmu, hai Sion! Sebab Ia meneguhkan palang pintu gerbangmu, dan memberkati anak-anakmu di antaramu. Ia memberikan kesejahteraan kepada daerahmu dan mengenyangkan engkau dengan gandum yang terbaik. Ia menyampaikan perintah-Nya ke bumi; dengan segera firman-Nya berlari." (Mzm 147:12-15)

Ign 30 Mei 2012

Note: Hari ini adalah HUT Seminari Menengah Mertoyudan ke 100, yang akan dirayakan besok  Sabtu tgl 2 Juni 2012, dengan acara pk 09.00 Perayaan Ekaristi dan Pagelaran Seni Daerah, pk 21.00 Pagelaran Wayang Kulit semalam suntuk, Datanglah dan hadirilah

 


29 Mei


"Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!"

(1Pet 1:10-16; Mrk 10:28-31)

" Berkatalah Petrus kepada Yesus: "Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!" Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang karena Aku dan karena Injil meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, ibunya atau bapanya, anak-anaknya atau ladangnya, orang itu sekarang pada masa ini juga akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal. Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu." (Mrk 10:28-31), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Kutipan Warta Gembira hari ini kiranya baik untuk dijadikan refleksi bagi mereka yang terpanggil untuk menjadi imam, bruder atau suster, maupun para orangtua yang anaknya tergerak atau memiliki keinginan untuk menjadi imam, bruder atau suster. Sering ada komentar atau keluh kesah ketika ada anak yang terpanggil menjadi imam, bruder atau suster, orangtua merasa kehilangan seorang anak. Terpanggil menjadi imam, bruder atau suster sekilas memang tidak ada lagi ikatan darah dengan orangtua maupun keluarganya, padahal dalam kenyataan relasi spiritual lebih handal dan kuat daripada relasi darah dan daging. Pengalaman saya pribadi sebagai seorang imam tidak pernah merasa jauh dari orangtua maupun keluarga, melainkan setiap hari berrelasi yaitu dengan mendoakannya. Secara social kami pun memiliki banyak sahabat dan rekan, yang tak terhitung jumlahnya. Maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan para imam, bruder atau suster untuk setiap hari mendoakan orangtua maupun kakak dan adiknya, sedangkan kepada para orangtua kami harapkan dengan penuh syukur berterima kasih kepada Tuhan ketika salah seorang anaknya terpanggil menjadi imam, bruder atau suster. Bahkan kami mengajak para orangtua untuk berpromosi panggilan menjadi imam, bruder atau suster, antara lain dengan membina dan mendidik anak-anak untuk peka akan orang lain alias memiliki kepedulian pada orang lain, terutama bagi mereka yang miskin dan berkekurangan.  "To be man or woman with/for others", itulah yang hendaknya menjadi acuan bagi para orangtua dalam mendidik dan mendampingi anak-anaknya.

·   "Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu, tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus" (1Pet 1:14-16). Marilah anak-anak kita didik dan dampingi untuk menjadi 'anak-anak yang taat dan tidak menuruti hawa nafsu', sehingga menjadi kudus atau suci. Kudus atau suci berarti dipersembahkan seutuhnya kepada Tuhan, karena anak juga merupakan anugerah Tuhan. Saya percaya ketika anak baru saja dilahirkan adalah kudus atau suci adanya, dan memang semakin tambah usia atau besar karena pengaruh lingkungan ternyata juga semakin tambah dosanya alias ada kecenderungan tidak suci lagi. Kami berharap agar lingkungan hidup keluarga dapat membantu dan memotivasi anak-anak untuk tumbuh berkembang menjadi pribadi yang kudus atau suci. Untuk itu orangtua atau bapak-ibu hendaknya dapat menjadi teladan hidup suci bagi anak-anaknya, setia hidup saling mengasihi sebagai suami-isteri sampai mati. Sebagai orang beriman dan beragama hendaknya didalam keluarga setiap hari diselenggarakan doa bersama, saling mendoakan satu sama lain, syukur juga dapat diadakan pendalaman iman atau kitab suci, saling berbagi pengalaman iman. Sebagai rector Seminari Menengah Mertoyudan saya sangat terkesan akan sharing seorang seminaris, dimana tiga bersaudara tergerak untuk menjadi imam dan suster: dua anak laki-laki yang satu telah menjadi frater SJ dan adiknya saat ini diterima sebagai novis SJ, sedangkan adiknya/si bungsu, perempuan juga akan menjadi suster. Semoga nafsu-nafsu duniawi seperti seks, narkoba, semangat materialistis tidak menjiwai seluruh anggota keluarga.

"Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, sebab Ia telah melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan kepada-Nya oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus. TUHAN telah memperkenalkan keselamatan yang dari pada-Nya, telah menyatakan keadilan-Nya di depan mata bangsa-bangsa. Ia mengingat kasih setia dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel, segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang dari pada Allah kita.Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi, bergembiralah, bersorak-sorailah dan bermazmurlah!" (Mzm 98:1-4)

Ign 29 Mei 2012


Minggu, 27 Mei 2012

28 Mei


"Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."

(1Pet 1:3-9; Mrk 10:17-27)

" Pada waktu Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya, datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya: "Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" Jawab Yesus: "Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorang pun yang baik selain dari pada Allah saja. Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!" Lalu kata orang itu kepada-Nya: "Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku." Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: "Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya. Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya di sekeliling-Nya dan berkata kepada mereka: "Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah." Murid-murid-Nya tercengang mendengar perkataan-Nya itu. Tetapi Yesus menyambung lagi: "Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah. Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah." Mereka makin gempar dan berkata seorang kepada yang lain: "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?" Yesus memandang mereka dan berkata: "Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah."(Mrk 10:17-27), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sbb.:

·   Mulai hari ini kita kembali memasuki masa Biasa dalam Kalendarium Tahun Liturgi, dan dalam kutipan Warta Gembira hari ini kita diingatkan bahwa dalam kehidupan biasa setiap hari kita harus tetap setia pada iman kita alias dirajai oleh Allah terus menerus alias tetap hidup baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur. Memang untuk hidup dan bertindak demikian tidak mudah alias sulit, bagaikan 'seekor unta melewati lobang jarum'. Dengan kata lain di dalam hidup sehari-hari, dalam berpartisipasi ke dalam seluk beluk duniawi atau mendunia kita akan menghadapi aneka macam masalah, tantangan dan hambatan. "Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu mungkin bagi Allah", demikian sabda Yesus yang hendaknya kita renungkan dan kita jadikan pegangan dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari, dalam menghadapi aneka masalah, tantangan dan hambatan. Allah hadir dan berkarya dimana-mana dan kapan saja, tidak terikat oleh ruang dan waktu, maka dengan ini kami mengajak segenap umat beriman untuk menjumpai atau menemukan Allah dalam segala sesuatu. Dengan kata lain dalam aneka masalah, tantangan dan hambatan, hendaknya dicari peluang dan kesempatan guna mengatasinya: menemukan dan mengimani aneka kehendak baik dalam masalah, hambatan dan tantangan yang ada. Marilah kita senantiasa berpikiran positif terhadap segala sesuatu agar kita dapat mengatasi aneka masalah, tantangan dan hambatan.

·   "Kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir. Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan"(1Pet 1:5-6), demikian nasihat Petrus kepada kita semua, umat beriman. Berbagai-bagai pencobaan menghadang kita dalam penghayatan iman, antara lain berupa rayuan atau godaan aneka kenikmatan seksual, fisik, emosi, makanan dan minuman atau harta benda alias aneka macam hedonism. Godaan atau rayuan yang umum kiranya adalah kenikmatan makanan dan minuman serta seksual. Dalam hal makan dan minum banyak orang berpedoman pada enak/nikmat dan tidak enak/nikmat, bukan sehat dan tidak sehat, dan orang lebih cenderung untuk menikmati yang enak dan nikmat tetapi tidak sehat. Jika dalam hal makan dan minum kita berpedoman pada enak, nikmat dan tidak sehat, maka dalam hal pergaulan, bekerja atau hidup bersama pada umumnya kita juga akan cari enak atau nikmat sendiri tanpa memperhatikan kepentingan orang lain. Demikian  juga orang yang dikuasai oleh kenikmatan seksual pada umumnya lalu cenderung berbuat jahat, entah pergi ke pelacuran atau melakukan korupsi, yang berarti merusak diri sendiri maupun orang lain. Marilah kita hidup dan bertindak berpedoman pada apa yang sehat meskipun tidak enak.

"Haleluya! Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hati, dalam lingkungan orang-orang benar dan dalam jemaah. Besar perbuatan-perbuatan TUHAN, layak diselidiki oleh semua orang yang menyukainya. Diberikan-Nya rezeki kepada orang-orang yang takut akan Dia. Ia ingat untuk selama-lamanya akan perjanjian-Nya.111:6 Kekuatan perbuatan-Nya diberitakan-Nya kepada umat-Nya, dengan memberikan kepada mereka milik pusaka bangsa-bangsa." (Mzm 111:1-2.5-6)

Ign 28 Mei 2012

 


Sabtu, 26 Mei 2012

Hari Raya Pentekosta


 HR PENTAKOSTA: Kis 2:1-11; Gal 5:16-25; Yoh 15:26-27;16:12-15

"Apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran"

"Bila kita merasa rikuh, makan saja nasi di tempat. Bila kita sombong dan angkuh, Roh Tuhan tiada tempat", demikian bunyi salah satu bait pantun karya Bp.Paulus Lion BA. Hari ini adalah Hari Raya Pentakosta. Pentakosta adalah "Hari raya Yahudi yang disebut demikian agak belakangan (abad II SM), karena dirayakan pada hari kelima puluh sesudah Paskah. Ia bertepatan waktunya dengan hari raya 'tuaian, sebuah hari syukuran pada hari itu, sehabis tujuh pekan (inilah kira-kira waktu penuaian) dipersembahkan 'hasil pertama bumi'; inilah 'pesta buah-buah pertama, hari raya ketujuh pekan. Hari itu menjadi kesempatan untuk 'berziarah ke Yeerusalem', yang menggemakan dan memahkotai ziarah Paskah. Para nabi akan memandangnya kemudian sebagai peringatan tahunan akan 'Perjanjian, akan hari pemberian Hukum di Sinai" ( Xavier-Dufour: Ensiklopedi Perjanjian Baru, Penerbit Kanisius  1990,  hal 251-252). Bagi kita saat ini Hari Raya Pentakosta adalah pemahkotaan masa Paskah dan novena Roh Kudus, yang kemudian kita akan memasuki masa Biasa dalam tahun Liturgi. Marilah kita renungkan sabda-sabda Tuhan di Hari Raya Pentakosta ini.

"Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata: "Bukankah mereka semua yang berkata-kata itu orang Galilea? Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita:kita orang Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma,baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab, kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah." (Kis 2:7-11)

Sebagaimana kami kutipkan di atas bahwa tradisi perayaan Pentakosta telah dikenangkan cukup lama oleh bangsa Yahudi sebagai syukur dan terima kasih kepada Allah atas panenan atau hasil bumi yang melimpah. Mereka merayakannya di kota suci Yerusalem dan segala suku bangsa yang ada waktu itu datang ke Yerusalem,  berkumpul bersama sebagai saudara dan sahabat. Apa yang dicatat dalam Kisah Para Rasul di atas ini kiranya meneguhkan dan memperdalam syukur dan terima kasih: "Kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah", demikian tanggapan aneka suku bangsa atas kesaksian para rasul perihal kisah tentang Penyelamat Dunia, Yesus Kristus.

Selama lima puluh hari kita telah mengenangkan Yesus Kristus, yang telah wafat dan bangkit demi keselamatan dan kebahagiaan seluruh dunia. Kita mempersiapkan Pesta Pentekosta dengan novena Roh Kudus selama sembilan hari dengan dambaan dan harapan menerima anugerah Roh Kudus, sehingga kita hidup dan bertindak sesuai dengan bisikan atau dorongan Roh Kudus. Hidup dan bertindak sesuai dengan bisikan atau dorongan Roh Kudus berarti menghayati atau melaksanakan keutamaan-keutamaan seperti "kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri." (Gal 5:22-23). Marilah keutamaan-keutamaan ini pertama-tama dan terutama kita hayati dengan dan melalui 'bahasa tubuh' sehingga suku atau bangsa apapun dengan mudah dapat saling memahami dan berkomunikasi dan dengan demikian terjadilah persaudaraan atau persahabatan sejati di antara semua suku dan bangsa di dunia ini.

Bagi anggota Gereja atau paguyuban orang-orang yang beriman kepada Yesus Kristus, Pentakosta hari ini juga dihayati sebagai awal berdirinya Gereja, yang satu, katolik dan apostolik. Katolik berarti umum, maka sebagai anggota Gereja Katolik kami harapkan menghayati diri fungsional demi kepentingan atau kesejahteraan umum/bersama, bukan diri sendiri atau kelompok atau golongan, suku dan bangsa sendiri. Dengan kata lain jika kita sungguh menghayati keutamaan sebagai anugerah Roh Kudus dengan dan melalui bahasa tubuh, maka cara hidup dan cara bertindak kita dimana pun dan kapan pun akan difahami dan dimengerti orang lain, dan dengan demikian cara hidup dan cara bertindak kita senantiasa membangun, memperdalam dan memperteguh persaudaraan atau persahabatan sejati.

"Apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku. Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku." (Yoh 16:13-15)

Roh Kudus telah mendatangi kita, maka kita yang beriman kepadaNya diharapkan hidup dan bertindak dalam kebenaran, karena Ia adalah Roh Kebenaran. Hidup dan bertindak dalam kebenaran berarti senantiasa melaksanakan perintah dan sabda Tuhan, dan kita yang beriman kepada Yesus Kristus berarti melaksanakan semua sabdaNya sebagaimana tertulis di dalam Kitab Suci atau Injil. Marilah kita baca, renungkan, refleksikan dan hayati sabda-sabdaNya setiap hari, dan kiranya kita dapat berpedoman pada apa yang tertulis di dalam Kalendarium Liturgi sebagaimana saya usahakan setiap hari.

Aneka macam rahmat dan anugerah Allah telah kita terima setiap hari melalui aneka macam kebaikan dan perhatian saudara-saudari kita, maka marilah kita senantiasa hidup dengan penuh syukur. "Saat sukses kita bersyukur, saat gagal pun kita bersyukur. Sesungguhnya kekayaan dan kebahagiaan sejati ada di dalam rasa bersyukur", demikian salah satu motto Bapak Andrie Wongso, promotor Indonesia. Kami berharap rasa bersyukur ini senantiasa dibiasakan dan dididikkan pada anak-anak di dalam keluarga sedini mungkin dengan teladan konkret dari para orangtua, dan kemudian dilanjutkan dan diperdalam serta diperkembangkan di sekolah-sekolah oleh para guru/pendidik bagi para peserta didiknya. 

Sebagai orang beriman kita diharapkan tidak berkata-kata atau bertindak mengikuti keinginan atau kehendak sendiri/pribadi, melainkan sesuai dengan iman kita masing-masing, sehingga dalam semangat iman kita hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kami berharap para pemimpin masyarakat, bangsa dan Negara dapat menjadi teladan dalam penghayatan iman, dan di Indonesia masa kini antara lain dengan hidup dan bertindak disiplin serta jujur, tidak melakukan korupsi sedikitpun. Tindakan korupsi adalah tindakan pembusukan atau perusakan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sehingga hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara berbau busuk sebagaimana adanya pada saat ini. Marilah kita berantas aneka macam bentuk korupsi tanpa takut dan gentar, karena dengan rahmat atau anugerah Roh Kudus kita pasti mampu mengalahkan para koruptor; kita dukung para pejuang dan pembela kebenaran-kebenaraan di negeri tercinta ini.

"Apabila Engkau mengambil roh mereka, mereka mati binasa dan kembali menjadi debu. Apabila Engkau mengirim roh-Mu, mereka tercipta, dan Engkau membaharui muka bumi. Biarlah kemuliaan TUHAN tetap untuk selama-lamanya, biarlah TUHAN bersukacita karena perbuatan-perbuatan-Nya!Biarlah renunganku manis kedengaran kepada-Nya! Aku hendak bersukacita karena TUHAN." (Mzm 104:9bc-31.34)

Ign 27 Mei 2012


Jumat, 25 Mei 2012

26 Mei

"Supaya kasih yang Engkau berikan kepadaKu ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka."

(Flp 4:4-9; Yoh 17:20-26)

" Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku. Ya Bapa, Aku mau supaya, di mana pun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan. Ya Bapa yang adil, memang dunia tidak mengenal Engkau, tetapi Aku mengenal Engkau, dan mereka ini tahu, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku; dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka." (Yoh 17:20-26), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St.Filipus Neri, imam, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Terpanggil menjadi imam kiranya boleh dikatakan sebagai yang sungguh dikasihi oleh Tuhan dan juga ada kemungkinan dikasihi oleh umat yang digembalakan atau dilayaninya melalui berbagai cara dan bentuk. Maka sebagai imam kami harapkan dapat menjadi teladan bagi umatnya sebagai 'yang terkasih' sehingga senantiasa hidup penuh syukur dan terima kasih, serta kemudian menyalurkan kasih dan syukur itu kepada umat yang dilayani maupun warga masyarakat. Imam berasal dari umat/masyarakat dan akhirnya menjadi pelayan bagi umat/masyarakat. Rekan-rekan imam hendaknya menyadari dan mengingat bahwa selama dalam masa pendidikan atau pembinaan sebagai persiapan untuk menjadi imam senantiasa didukung dan didoakan oleh umat, dukungan itu antara lain melalui harta dan uang guna penyelenggaraan proses pendidikan calon imam.  Maka marilah kita, para imam, meneladan Yesus yang mendoakan para murid setelah Ia menyampaikan kehendak dan perintah Allah agar para murid setia melaksanakan kehendak dan perintah Allah. Kami percaya rekan-rekan imam setiap hari berdoa, entah dengan mempersembahkan Perayaan Ekaristi bagi umat maupun mendoakan Ibadat Harian, maka kami harapkan dalam doa-doa tersebut senantiasa mendoakan umat dan warga masyarakat, lebih-lebih mereka yang harus kita doakan, yaitu para pemimpin serta mereka yang miskin dan berkekurangan. Selain berdoa para imam hendaknya dengan besar hati dan semangat berkorban berani memboroskan waktu dan tenaga bagi umat yang harus dilayaninya.

·   "Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat! Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur" (Flp 4:4-6), demikian ajakan Paulus kepada umat di Filipi. Tuhan senantiasa menyertai dan mendampingi kita, maka tidak ada alasan sedikitpun untuk tidak bersukacita. Hidup sekali hendaknya untuk bersukacita dan bergembira terus menerus, dan tentu saja juga kemudian senantiasa berbuat baik kepada siapapun dan dimanapun, sehingga kebaikan hati kita diketahui semua orang, dengan kata lain kita dikenal sebagai orang yang baik hati. Memang ada orang yang tidak senantiasa bersukacita atau bergembira atau sebenarnya mayoritas dari kita demikian adanya karena adanya kekhawatiran atau ketakutan tertentu. Misalnya: mereka yang sedang belajar khawatir tidak naik klas atau lulus ujian, yang sedang bekerja khawatir dikeluarkan, yang sedang menjadi penumpang dalam kendaraan khawatir kecelakaan dst.. Orang yang khawatir atau takut memang rentan terhadap aneka penyakit alias dengan mudah jatuh sakit. Marilah kita senantiasa bersukacita dan bergembira, sehingga menarik, memikat dan mempesona siapapun, sehingga ketika kita dalam kesulitan akan didekati oleh orang lain yang siap membantu kita. Sebaliknya jika kita sedih dan muram tentu orang lain akan enggan mendatangi kita atau bahkan menjauhi kita, sehingga kita senantiasa dalam kesedihan dan kemuraman terus menerus.

"Aku hendak memuji TUHAN pada segala waktu; puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku. Karena TUHAN jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita. Muliakanlah TUHAN bersama-sama dengan aku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya! Aku telah mencari TUHAN, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan aku dari segala kegentaranku. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu." (Mzm 34:2-6)

Ign 26 Mei 2012


Kamis, 24 Mei 2012

25 Mei


"Engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki."

(Kis 26:13b-21; Yoh 21:15-19)

" Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki." Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: "Ikutlah Aku." (Yoh 21:15-19), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Injil hari ini sering digunakan sebagai bacaan dalam rangka upacara tahbisan imam atau pelantikan uskup, dengan kata lain menjadi bahan permenungan maupun refleksi bagi para gembala umat. Maka baiklah saya mengajak segenap gembala umat maupun para pembantunya untuk merenungkan dengan baik serta kemudian menjadikannya acuan dan pegangan dalam penghayatan panggilan dan pelaksanaan tugas pengutusan. Dengan sederhana saya mau mencoba untuk mereflesikannya, dan mungkin berguna bagi anda sekalian. Sebagai gembala umat atau pembantu gembala umat kita harus dengan rendah hati mendengarkan suka-duka umat serta kemudian menanggapinya, dengan kata lain kita diharapkan menghayati panggilan dan tugas pengutusan dengan semangat pelayanan. Sebagaimana seorang pelayan yang baik senantiasa mengikuti dan melaksanakan perintah dan kehendak tuannya, demikian halnya hendaknya para gembala sungguh mendengarkan dan menanggapi suka-duka umat Allah. Tujuan utama pelayanan yang demikian itu tidak lain adalah demi kebahagiaan dan kesejahteraan umat Allah. Sabda hari ini kiranya juga berguna bagi para pemimpin atau atasan dalam kehidupan dan kerja dalam bentuk apapun dan dimana pun. Tanda atau bukti bahwa seorang pemimpin atau atasan sungguh menghayati fungsi kepemimpinannya dengan baik dan benar adalah mereka yang dipimpin bahagia dan selamat, baik lahir maupun batin, jasmani maupun rohani, fisik maupun spiritual. Jika yang dipimpin tidak bahagia dan sejahtera berarti sang pemimpin hanya cari enak sendiri dan tidak memperhatikan dan melayani mereka yang harus dilayani. Marilah kita dengarkan bisikan Roh Kudus yang menggejala dalam aneka kehendak baik saudara-saudari kita dan kemudian kita tanggapi dengan rendah hati.

·   "Oleh pertolongan Allah aku dapat hidup sampai sekarang dan memberi kesaksian kepada orang-orang kecil dan orang-orang besar. Dan apa yang kuberitakan itu tidak lain dari pada yang sebelumnya telah diberitahukan oleh para nabi dan juga oleh Musa, yaitu, bahwa Mesias harus menderita sengsara dan bahwa Ia adalah yang pertama yang akan bangkit dari antara orang mati, dan bahwa Ia akan memberitakan terang kepada bangsa ini dan kepada bangsa-bangsa lain." (Kis 26:22-23), demikian kesaksian iman Paulus yang selayaknya menjadi pembelajaran kita semua. "Memberi kesaksian kepada orang-oarng kecil dan orang-orang besar", itulah yang hendaknya kita renungkan dan hayati, lebih-lebih  atau terutama bagi para pemimpin. Kami percaya bahwa sebagai pemimpin senantiasa harus menghadapi dan melayani aneka macam orang: besar-kecil, tua-muda, pandai-bodoh, kaya-miskin dst.. , dengan kata lain seorang pemimpin harus menyeluruh pandangan atau orientasinya artinya memberi perhatian semua pribadi yang harus dipimpin atau dilayani tanpa pandang bulu. Tentu pertama-tama dan terutama kami berharap kepada anda sekalian untuk lebih memperhatikan mereka yang kecil, muda, bodoh dan miskin, meneladan cara hidup dan cara bertindak Yesus, yang senantiasa berpihak kepada mereka yang miskin dan berkekurangan. "Preferential option for/with the poor" = keberpihakan bagi yang miskin dan berkekurangan, hendaknya menjadi acuan atau pedoman kita semua, umat beriman, entah iman atau agamanya apapun.

"Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!" (Mzm 103:1-2)

Ign 25 Mei 2012.


Rabu, 23 Mei 2012

24 Mei


"Aku telah memberitahukan namaMu kepada mereka dan Aku akan memberitahukannya"

(Kis 22:30; 23:6-11; Yoh 17:20-26)

" Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku. Ya Bapa, Aku mau supaya, di mana pun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan. Ya Bapa yang adil, memang dunia tidak mengenal Engkau, tetapi Aku mengenal Engkau, dan mereka ini tahu, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku; dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka." (Yoh 17:20-26), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini serta mengenangkan pesta SP Maria della Strada saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Sebagai orang yang percaya kepada Yesus Kristus kiranya sedikit banyak kita telah mengetahui dan memahami cara hidup dan cara bertindaknya maupun sabda-sabdaNya. Selama bulan Maria maupun masa Novena Roh Kudus kita diajak untuk mengembangkan dan memperdalam devosi kepada Bunda Maria serta menghayati rahmat Roh Kudus. Bunda Maria adalah teladan umat beriman dan selama bulan Maria kiranya kita sering berdoa Rosario yang tidak lain adalah mengenangkan 'peristiwa Yesus' (perhatikan dua puluh peristiwa Rosario) dengan harapan semakin mengenal Yesus secara lebih mendalam dan handal. "Per Mariam ad Iesum" = Melalui Maria menuju Yesus, demikan kata sebuah kata mutiara dalam bahasa Latin, dan itulah maka "Maria della Strada" yang secara harafiah berarti Maria adalah Jalan. Di dalam berpartisipasi dalam Novena Roh Kudus semoga kita juga memperoleh rahmat terang dan kekuatan dalam menelusuri jalan menuju ke Tuhan, dalam pengenalan yang akrab dan mendalam dengan Yesus Kristus. Semakin kenal dan bersahabat dengan Yesus Kristus mau tak mau kita pasti akan hidup dan bertindak sesuai dengan sabda-sabdaNya atau meneladan cara hidup dan cara bertindakNya dimana pun dan kapan pun. Karena kasih Allah senantiasa menyertai kita maka marilah kita teruskan kasih Allah tersebut kepada saudara-saudari kita, agar kita semua hidup saling mengasihi satu sama lain alias senantiasa dalam dan bersatu dengan Allah, dan dengan demikian siapapun yang menyaksikan cara hidup dan cara bertindak kita, entah secara pribadi atau bersama-sama tergerak juga untuk menyatukan dirinya dengan Allah.

·    "Kuatkanlah hatimu, sebab sebagaimana engkau dengan berani telah bersaksi tentang Aku di Yerusalem, demikian jugalah hendaknya engkau pergi bersaksi di Roma." (Kis 23:11), demikian sabda Tuhan kepada Paulus, rasul agung. Sabda ini kiranya juga terarah kepada kita semua, segenap umat beriman, khususnya yang beriman kepada Yesus Kristus. Bagi kita "Yerusalem" adalah tempat idaman kita masing-masing, dimana setiap hari kita memboroskan waktu dan tenaga kita, yaitu tempat tugas atau kerja dan tempat tinggal atau rumah. Kami percaya bahwa anda semua telah setia pada iman anda, tanpa takut dan gentar dalam menghadapi aneka tantangan, hambatan dan masalah: menjadi saksi iman di lingkungan tempat tugas/kerja maupun tempat tinggal/rumah. "Roma" bagi kita mungkin boleh dikatakan sebagai tempat-tempat peziarahan atau pusat-pusat keagamaan; di tempat-tempat itu kita juga diutus untuk menjadi saksi-saksi iman. Maka kami berharap semoga tempat-tempat peziarahan maupun pusat-pusat keagamaan sungguh dapat menjadi tempat dimana orang dapat saling bercurhat atau bertukar pengalaman akan iman, sehingga orang semakin diteguhkan dan diperdalam imannya. Secara khusus kami berharap kepada mereka yang sedang berziarah di tempat-tempat peziarahan Bunda Maria dimana pun untuk sungguh mengenangkan dan meneladan semangat Bunda Maria, yang kita imani sebagai teladan umat beriman, dimana ia senantiasa setia dan taat pada kehendak dan panggilan Tuhan, meskipun untuk itu harus menderita. Biarlah kita menjadi 'putera-puteri Bunda Maria', yang berarti juga menjadi sahabat-sahabat Yesus.

"Aku memuji TUHAN, yang telah memberi nasihat kepadaku, ya, pada waktu malam hati nuraniku mengajari aku. Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram; sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan. Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa" (Mzm 16:7-11)

Ign.24 Mei 2012


Selasa, 22 Mei 2012

23 Mei


"Supaya mereka pun dikuduskan dalam kebenaran."

(Kis 20:28-38; Yoh 17:11b-19)

" Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita. Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorang pun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci. Tetapi sekarang, Aku datang kepada-Mu dan Aku mengatakan semuanya ini sementara Aku masih ada di dalam dunia, supaya penuhlah sukacita-Ku di dalam diri mereka. Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat. Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran. Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia; dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya mereka pun dikuduskan dalam kebenaran." (Yoh 17:11b-19), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Sebagai orang beriman atau beragama kita semua diharapkan senantiasa kudus/suci, baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur alias tidak pernah melakukan kejahatan atau berdosa sedikitpun. Ingatlah, sadari dan hayati bahwa kita semua berasal dari sorga atau Allah, dan ketika dilahirkan atau diciptakan oleh Allah kita dalam keadaan baik, suci adanya. Memang dalam perjalanan waktu, semakin tambah pengalaman dan tambah usia pada umumnya kita juga bertambah dosa-dosanya, maka baiklah bahwa kita masih dianugerahi hidup sampai saat ini, yang tidak lain karena belas kasih dan kemurahan hati Allah. Karena belas kasih dan kemurahan hatiNya yang melimpah ruah, marilah kita senantiasa hidup dan bertindak dalam syukur dan terima kasih. Syukur dan terima kasih tersebut kita wujudkan dalam hidup sehari-hari dengan berusaha hidup baik, melakukan apa yang baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur. Untuk itu kami harapkan kita juga tidak membenci siapapun, meskipun yang bersangkutan telah melukai atau menyalahi diri kita, melainkan hendaknya dengan rendah hati kita mengampuni mereka, sebagaimana sering kita doakan setiap hari dalam Doa Bapa Kami "ampunilah kami seperti kami pun senantiasa mengampuni yang bersalah kepada kami". Marilah kita hidup saling mengasihi dan mengampuni kapan pun dan dimana pun tanpa pandang bulu, sehingga kehidupan bersama kita sungguh baik dan dengan demikian kondusif bagi kita semua yang mengusahakan kesucian hidup. Hidup suci berarti senantiasa membaktikan diri seutuhnya kepada Yang Ilahi, kepada Allah yang telah menciptakan dan mengasihi kita tanpa batas.

·   "Perak atau emas atau pakaian tidak pernah aku ingini dari siapa pun juga. Kamu sendiri tahu, bahwa dengan tanganku sendiri aku telah bekerja untuk memenuhi keperluanku dan keperluan kawan-kawan seperjalananku. Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima" (Kis 20:33-35), demikian kata Paulus, rasul agung kepada para pendengarnya. Pengalaman Paulus ini kiranya baik untuk menjadi permenungan atau refleksi kita, sebagai umat beriman atau beragama. Cara hidup dan cara bertindak kita diharapkan tidak mengganggu atau menjadi beban bagi orang lain alias bagaikan benalu, yang senantiasa mengganggu yang lain. Marilah kita hidup sesuai dengan kemampuan kita masing-masing, bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup kita sehari-hari. Kepada yang berlebihan kami harapkan bersikap sosial dengan menghayati kata-kata Paulus "adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima". Berlebihan di sini tidak hanya secara materiel, kaya akan harta benda atau uang, tetapi juga dalam hal waktu dan tenaga. Pemberian waktu dan tenaga bagi orang lain merupakan wujud cintakasih yang tak tergantikan dengan cara lain apapun, karena hemat saja wujud cintakasih yang utama dan pertama-tama adalah pemborosan waktu dan tenaga bagi yang terkasih. Kami harapkan para orangtua dapat menjadi teladan bagi anak-anaknya dalam hal memberi daripada menerima, sebagaimana anda sebagai suami-isteri telah saling memberikan diri sepenuhnya satu sama lain sebagai wujud saling mengasihi baik dalam untung maupun malang, sehat maupun sakit, selama-lamanya, sampai mati. Kebahagiaan sejati memang lebih terletak dalam memberi bukan menerima.

"Kerahkanlah kekuatan-Mu, ya Allah, tunjukkanlah kekuatan-Mu, ya Allah, Engkau yang telah bertindak bagi kami. Demi bait-Mu di Yerusalem, raja-raja menyampaikan persembahan kepada-Mu"

(Mzm 68:29-30)

Ign 23 Mei 2012

 


Senin, 21 Mei 2012

22 Mei


"Aku berdoa untuk mereka"

(Kis 20:17-27; Yoh 17:1-11a)

"Demikianlah kata Yesus. Lalu Ia menengadah ke langit dan berkata: "Bapa, telah tiba saatnya; permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau. Sama seperti Engkau telah memberikan kepada-Nya kuasa atas segala yang hidup, demikian pula Ia akan memberikan hidup yang kekal kepada semua yang telah Engkau berikan kepada-Nya. Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya. Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada. Aku telah menyatakan nama-Mu kepada semua orang, yang Engkau berikan kepada-Ku dari dunia. Mereka itu milik-Mu dan Engkau telah memberikan mereka kepada-Ku dan mereka telah menuruti firman-Mu. Sekarang mereka tahu, bahwa semua yang Engkau berikan kepada-Ku itu berasal dari pada-Mu. Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari pada-Mu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu  dan segala milik-Ku adalah milik-Mu dan milik-Mu adalah milik-Ku, dan Aku telah dipermuliakan di dalam mereka. Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu" (Yoh 17:1-11a), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Sebagai orang beriman kita diharapkan mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan serta menghayati diri bahwa Tuhan senantiasa menyertai dan mendampingi kita. Ingatlah, sadari dan hayati bahwa Tuhan berkarya terus menerus tanpa kenal waktu dan tempat untuk mendampingi dan menyertai kita atau mendoakan kita agar kita tetap setia dalam penghayatan iman. Maka meskipun sendirian dimana pun dan kapan pun kami harapkan tetap setia pada iman kita masing-masing. Secara khusus kami ingatkan rekan-rekan Kristen maupun Katolik, yang sering merasa sendirian di tempat kerja atau di masyarakat, untuk tetap tabah, tegar dan berani menghayati ajaran Yesus maupun meneladan cara hidup dan cara bertindakNya. "Mereka telah menuruti FirmanMu", demikian kutipan doa Yesus. Kita dipercaya oleh Yesus bahwa kita telah mentaati dan melaksanakan firman atau sabda Tuhan, maka hendaknya kepercayaan ini tidak disia-siakan; jadilah orang atau pribadi yang dapat dipercaya. Orang yang dapat dipercaya akan sungguh digunakan atau difungsikan untuk melakukan pekerjaan atau tugas yang berat dan mulia, dan meskipun dalam mengerjakan hanya sendirian saja pasti tetap dipercaya. Dari pengalaman dan pengamatan saya pribadi, saya dapat menyaksikan bahwa rekan-rekan Kristen atau Katolik sering dipercaya dalam pengelolaan atau pengurusan keuangan dan harta benda organisasi atau pemerintahan, karena memang dapat dipercaya dan tidak melakukan korupsi alias jujur dan disiplin. Kesaksian anda dalam kerja dan masyarakat sungguh merupakan bentuk penghayatan missioner yang utama dan tak tergantikan oleh cara lain apapun.

·   "Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri. Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu." (Kis 20:28-29), demikian kata Paulus kepada para pengikutnya. Kata-kata ini mungkin baik menjadi permenungan atau refleksi bagi para gembala umat beserta para pembantunya: para uskup, imam, pengurus dewan paroki/stasi/wilayah atau lingkungan dst.. Godaan dan rayuan setan melalui aneka cara dan bentuk pada masa kini mengancam kehidupan iman umat Allah, maka hendaknya para gembala beserta para pembantunya sungguh menggembalakan dengan baik, dengan meneladan Gembala Utama, Yesus Kristus. Fungsi gembala antara menjadi 'teladan, pemberdaya dan pemberi motivasi' bagi umat Allah dalam rangka penghayatan iman dalam hidup sehari-hari. Pada masa kini hemat saya yang mendesak dan up to date untuk dihayati dan disebarluaskan adalah keteladanan atau menjadi inspirator bagi umat Allah. Kehadiran dan sepak terjang para gembala beserta para pembantunya dimana pun dan kapan pun hendaknya menjadi inspirasi bagi umat Allah dalam hidup beriman, bermasyarakat,  berbangsa dan bernegara. Para moderator gerakan atau organisasi gerejawi hendaknya sungguh dapat menjadi inspirator bagi mereka yang harus didampingi.

"Terpujilah Tuhan! Hari demi hari Ia menanggung bagi kita; Allah adalah keselamatan kita. Allah bagi kita adalah Allah yang menyelamatkan, ALLAH, Tuhanku, memberi keluputan dari maut."

 (Mzm 68:20-21)

Ign 22 Mei 2012


21 Mei



"Dalam dunia kamu menderita penganiayaan"

(Kis 19:1-8; Yoh 16:29-33)

" Kata murid-murid-Nya: "Lihat, sekarang Engkau terus terang berkata-kata dan Engkau tidak memakai kiasan. Sekarang kami tahu, bahwa Engkau mengetahui segala sesuatu dan tidak perlu orang bertanya kepada-Mu. Karena itu kami percaya, bahwa Engkau datang dari Allah."Jawab Yesus kepada mereka: "Percayakah kamu sekarang? Lihat, saatnya datang, bahkan sudah datang, bahwa kamu diceraiberaikan masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan Aku seorang diri. Namun Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia." (Yoh 16:29-33), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Hidup mendunia atau berpartisipasi dalam seluk beluk dunia secara disiplin dan jujur pada masa kini memang akan menghadapi aneka tantangan, hambatan atau masalah atau penderitaan, mengingat dan memperhatikan tindakan korupsi masih merebak disana-sini, entah di pemerintahan maupun di dalam aneka usaha swasta. Namun demikian kami berharap kepada segenap umat beriman atau agama atau anda sekalian untuk tetap disiplin dan jujur dalam cara hidup dan cara bertindak dimana pun dan kapan pun, karena Allah senantiasa menyertai dan mendampingi kita. Bersama dan bersatu dengan Allah kita pasti mampu mengatasi aneka masalah, hambatan dan penderitaan. Ingatlah, sadari dan hayati bahwa penderitaan yang lahir dari kesetiaan dan ketaatan pada iman, panggilan dan tugas pengutusan adalah wahana atau jalan menuju ke kebahagiaan atau kesejahteraan sejati. Hidup dan bertindak disiplin serta jujur memang akan hancur untuk sementara tetapi akan bahagia dan mulia selamanya. "Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkan hatimu, Aku telah mengalahkan dunia", demikian sabda Yesus, yang kiranya dapat menjadi pegangan cara hidup dan cara bertindak kita dalam mendunia. Dengan menderita dan wafat di kayu salib Yesus telah mengalahkan dunia, maka ketika anda harus menderita hendaknya menatap atau mengenangkan Yang tersalib, karena dengan demikian akan memperoleh rahmat kekuatan dalam menghadapi penderitaan serta mampu mengatasi penderitaan. Sekali lagi saya angkat bahwa rekan-rekan perempuan yang pernah mengandung dan melahirkan anak kiranya memiliki pengalaman ini, yaitu ketika sedang dan akan melahirkan anaknya.

·   "Selama tiga bulan Paulus mengunjungi rumah ibadat di situ dan mengajar dengan berani. Oleh pemberitaannya ia berusaha meyakinkan mereka tentang Kerajaan Allah" (Kis 19:8),demikian berita yang menggembirakan perihal Paulus. Keberanian Paulus ini kiranya dapat menjadi teladan atau inspirasi bagi kita semua dalam rangka hidup disiplin dan jujur di dalam hidup dan pekerjaan kita setiap hari. Dalam hal keberanian ini kiranya kita juga dapat meneladan para pahlawan bangsa kita, yang dengan berani memikul resiko dalam rangka melaksanakan panggilan atau tugas pengutusan. "Berani memikul resiko adalah sikap dan perilaku yang sampai batas-batas tertentu tidak takut menghadapi akibat apa pun untuk mempertahankan ketetapan yang telah dipilihnya. Ini diwujudkan dalam perilaku yang mau menanggung akibat apapun. Perilaku ini diwujudkan dalam hubungannya dengan diri sendiri" (Prof Dr Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka- Jakarta 1997, hal 10). Kami percaya bahwa anda semua telah atau sedang harus melakukan aneka ketetapan yang terkait dengan hidup, panggilan dan tugas pengutusan anda masing-masing, maka kami harapkan tidak mundur meskipun harus menghadapi aneka tantangan dan penderitaan, hadapi dengan berani dan bergairah, penuh semangat. Dalam kegairahan dan semangat kinerja syaraf dan metabolisme darah kita akan berfungsi secara prima sehingga kita memiliki kekuatan prima dalam menghadapi aneka tantangan dan penderitaan. Sebagai orang beriman kita dipanggil untuk mewartakan Kerajaan Allah atau Allah yang meraja dimana pun dan kapan pun, artinya mengajak dan mendorong siapapun untuk dengan rendah hati dirajai atau dikuasai oleh Allah sehingga cara hidup dan cara bertindak sesuai dengan kehendak dan perintah Allah alias baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur. Marilah dengan berani kita tegor dan ingatkan saudara-saudari kita yang melakukan korupsi atau berselingkuh agar bertobat.

"Allah bangkit, maka terseraklah musuh-musuh-Nya, orang-orang yang membenci Dia melarikan diri dari hadapan-Nya. Seperti asap hilang tertiup, seperti lilin meleleh di depan api, demikianlah orang-orang fasik binasa di hadapan Allah. Tetapi orang-orang benar bersukacita, mereka beria-ria di hadapan Allah, bergembira dan bersukacita.Bernyanyilah bagi Allah, mazmurkanlah nama-Nya, buatlah jalan bagi Dia yang berkendaraan melintasi awan-awan! " (Mzm 68:2-5a)

Ign 21 Mei 2012


Sabtu, 19 Mei 2012

Minggu Paskah VII


Mg Paskah VII/Hari Komunikasi Sedunia: Kis 1:15-17.20a.20c-26; 1Yoh 4:11-16; Yoh 17:11b-19

"Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran"

Kesadaran untuk pendidikan anak-anak atau generasi muda semakin meningkat dan mendalam, dan kita semua kiranya menyadari bahwa menjadi orang yang cerdas secara spiritual, handal dan kompeten dalam menanggapi kebutuhan dan perkembangan zaman. Perubahan dan perkembang-an yang terjadi di dunia masa kini memang membutuhkan orang-orang yang sungguh cerdas secara spiritual, handal dan kompeten serta senantiasa siap sedia untuk segala kemungkinan dan kesempatan. Seminari Menengah St.Petrus Kanisius Mertoyudan- Magelang memiliki visi "Seminari adalah komunitas pendidikan calon imam tingkat menengah yang handal dan kompeten". Hari-hari dalam masa Novena Roh Kudus ini kiranya kita semua mendambakan dapat menerima anugerah Roh, tujuh karunia Roh Kudus, yaitu: "Roh Hikmat, Roh Pengertian, Roh Nasihat, Roh Keperkasaan, Roh Pengenalan akan Allah, Roh Kesalehan, Roh Takut Akan Allah" (lih PS no 93). Maka marilah kita renungkan sabda Yesus hari ini, dan saya dengan sederhana berusaha untuk merefleksikannya.

" Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran. Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia; dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya mereka pun dikuduskan dalam kebenaran" (Yoh 17:17-19)

Sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus kita diutus ke dalam dunia, berpartisipasi dalam seluk beluk dunia, hidup mendunia atau membumi. Tantangan dan masalah dalam kehidupan di dunia ini sungguh besar dan berat. Harian Kompas tanggal 16 Mei 2012 yang lalu di halaman pertama mengetengahkan bahwa "Mental Korupsi sudah merata"; sikap mental dan tindakan korupsi merata dalam diri para pejabat dan petinggi pemerintahan dan masyarakat kita. Maka hemat kami semakin mendunia, berpartisipasi dalam seluk-beluk dunia harus semakin beriman, karena tanpa iman hidup mendunia pasti amburadul. Dengan demikian tepatlah sabda dan harapan Yesus : "Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firmanMU adalah kebenaran…. Aku menguduskan diriKu bagi mereka, supaya mereka pun dikuduskan dalam kebenaran"

Aneka macam kebenaran atau ajaran harus diketahui dan dikuasai dengan baik dan benar, agar kita selamat dalam mendunia, berpartisipasi dalam seluk-beluk dunia. Peranan pendidikan atau sekolah hemat saya sungguh besar dalam usaha mengetahui dan menguasai kebenaran-kebenaran dan ajaran-ajaran. Maka kami berharap kita semua sungguh memiliki opsi pada aneka usaha dan gerakan pendidikan yang benar dan baik. Salah satu pembantu dalam usaha mengetahui dan menguasai kebenaran dan ajaran adalah para guru atau dosen di sekolah-sekolah atau perguruan-perguruan tinggi, namun sungguh memprihatinkan bahwa perhatian untuk menjadi guru maupu terhadap guru di sekolah-sekolah tidak memadai sebagaimana diharapkan. Banyak orang mengeluh terhadap dan mengritik kwalitas pendidikan, tetapi tidak rela berkorban bagi pendidikan, entah itu dengan tenaganya maupun harta kekayaannya. Maka ada lagu bagi para guru yang berjudul "pahlawan tanpa jasa", pejuang dan pekerja keras yang menerima imbal jasa tidak memadai.

Seminari Menengah, termasuk Seminari Menengah St Petrus Kanisius Mertoyudan-Magelang, merupakan salah satu usaha atau pelayanan untuk mempersiapkan dan memupuk mereka yang terpanggil untuk menjadi imam agar menjadi 'kudus dalam kebenaran dan firman atau ajaran'.  Tuntutan dan kebutuhan sarana-prasarana untuk mempersiapkan dan memupuk panggilan para seminaris atau calon imam semakin meningkat, sesuai dengan tuntutan dan perkembangan zaman. Gedung atau bangunan serta sarana-prasarana yang dibangun kurang lebih 50 (lima puluh) tahun lalu kurang memadai lagi bagi proses pembelajaran dan pendidikan seminaris masa kini, maka kami harus mengadakan rehabitasi maupun pengadaan sarana-prasarana serta bangunan/gedung, dan untuk itu membutuhkan uluran kebaikan dan bantuan anda. Dengan renda hati kami mengetok hati anda sekalian untuk membantu pengembangan dan perbaikan bangunan maupun sarana-prasarana penyelenggaraan Seminari Menengah St.Petrus Kanisius Mertoyudan- Magelang. Ulurkan dana, uang, harta, perhatian maupun doa anda bagi penyelenggaran pendidikan para calon imam ini. Jika hari kita kita diajak mengenangkan Hari Komunikasi Sedunia, ingat bahwa kata komunikasi berasal dari bahasa Latin "communicare", yang berarti antara lain saling berbagi dan saling memberi. Berbagilah dan pedulilah pada kami, Seminari Menengah St.Petrus Kanisius, Meertoyudan-Magelang. 

"Kami telah melihat dan bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juruselamat dunia. Barangsiapa mengaku, bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah. Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia" (1Yoh 4:14-16)

Sebagai orang beriman atau beragama kami harapkan "kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita", yang berarti kita senantiasa ada, hidup dan bergerak dalam kasih, saling mengasihi satu sama lain tanpa pandang bulu. Tidak hidup dan bertindak saling mengasihi berarti tidak beriman, tidak percaya kepada Allah alias atheis. Jika dicermati kiranya cukup banyak orang pada masa kini kurang atau tidak beriman, yang antara lain dapat dilihat dalam tindakan korupsi maupun amoral lainnya yang masih marak pada masa kini, bahkan mereka yang bernaung di bawah departemen yang harus membina manusia agar cerdas beriman sarat melakukan korupsi dan tindakan amoral, yaitu 'departemen pendidikan dan departemen agama'. Sekali lagi saya angkat sesuatu yang memprihatinkan, yaitu: ujian nasional tingkat SMP dan SMA yang berlalu bulan lalu dijaga atau diawasi oleh polisi berarti sekolah adalah pendidikan penjahat, yaitu korupsi karena kebiasaan menyontek.

Hidup dan bertindak dalam kasih Allah berarti hidup baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur. Maka kami berharap kepada para orangtua untuk mendidik dan membina anak-anaknya sedini mungkin menjadi orang yang baik, bermoral dan berbudi pekerti luhur dengan nasihat maupun teladan orangtua, dan selanjutnya hal ini diperdalam dan diperkembangkan di sekolah-sekolah, sebagai pembantu para orangtua dalam mendidik anak-anaknya. Orangtua adalah pendidik utama dan pertama bagi anak-anaknya, sedangkan sekolah merupakan pembantu orangtua, maka hendaknya ada kerjasama antara orangtua dan sekolah/para guru.

 "Ya Tuhan, Engkaulah yang mengenal hati semua orang, tunjukkanlah kiranya siapa yang Engkau pilih dari kedua orang ini, untuk menerima jabatan pelayanan, yaitu kerasulan yang ditinggalkan Yudas yang telah jatuh ke tempat yang wajar baginya." (Kis 1:24-25), demikian doa para rasul untuk mohon terang dan bantuan Allah dalam rangka memilih generasi pengganti atau penerus. Doa macam ini hendaknya juga dilakukan oleh para orangtua, guru atau pendidik dalam rangka mendidik anak-anak atau peserta didik. Marilah kita mohon terang Allah untuk memilih apa-apa saja yang baik untuk kita lakukan dan sampaikan atau ajarkan/dididikkan bagi anak-anak atau peserta didik. Di sekolah-sekolah hendaknya setiap awal sekolah diselenggarakan doa bersama di antara para guru/pendidik dan kemudian bersama-sama dengan peserta didik. Para orangtua kami harapkan setiap hari mendoakan anak-anaknya agar tumbuh berkembang menjadi pribadi yang cerdas beriman.

"Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!... tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia; sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita."

 (Mzm 103:1-2.11-12)

Ign 20 Mei 2012

Note: refleksi ini saya buat sekaligus sebagai persiapan kotbah dalam Misa Minggu di gereja paroki-Purbayan, Solo, dalam rangka usaha sumbangan untuk rehabilitasi bangunan Seminari Menengah St.Petrus Kanisius Mertoyudan. Jika anda tergerak untuk membantu silahkan hubungi kami via email.